Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Lionel Messi Mulai Diejek dan Kylian Mbappe Tetap Dipuja

13 Maret 2022   22:05 Diperbarui: 13 Maret 2022   22:11 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lionel Messi ketika merayakan gol dari rekan setimnya. Foto: AFP/Alain Jocard via Kompas.com

Tersingkirnya Paris Saint Germain (PSG) dari Liga Champions masih menyisahkan luka menyakitkan bagi suporter PSG. Betapa tidak, di atas kertas, PSG sebenarnya sudah unggul 2 gol dari Madrid. 

Namun, keunggulan itu malah tak dimanfaatkan. PSG tersingkir di tangan Real Madrid yang bermentalkan kuat dan pantang mundur.

Sontak saja, kekalahan 1-3 dari Madrid menjadi bahan celaan untuk para pemain PSG. Mega bintang Lionel Messi kembali disorot. Tuahnya sebagai peraih trofi Ballon d'Or melempem di Santiago Bernebeu. 

Tak sampai di situ, dalam lanjutan kompetesi Liga Perancis, Messi menjadi salah satu sasaran siulan suporter ketika PSG bertemu Bordeaux. Para supoerter mengejek Messi dan Neymar sejak nama mereka dibaca sebagai bagian dari skuad utama. 

Siulan sinis para suporter patut dimengerti. Mereka tak hanya sedih. Mereka juga kecewa dengan performa PSG, yang sebenarna sudah satu kaki di babak 8 besar Liga Champions.

Messi menjadi salah satu harapan PSG di Liga Champions. Bayangkan kembali ketika Messi disambut kehadirannya di Paris. 

Sambutan yang cukup menggelegar dari suporter PSG bagi Messi. Sambutan itu tentu saja dibarengi dengan ekspetasi tinggi. Salah satu ekspetasi yang paling pasti adalah asa agar Messi bisa membantu PSG bisa berjaya di Liga Champions. 

Trofi Liga Champions menjadi salah satu trofi prestisius yang belum menghuni kabinet PSG. Investasi keuangan klub sudah terbilang tinggi dalam membangun skuad yang bisa berkompetesi di Eropa.

Secara umum, dari sisi skuad, PSG memiliki skuad elit. Setiap lini dihuni oleh para pemain bintang.  

Akan tetapi, investasi besar dari pengusaha asal Qatar, Nasser Al-Khelaifi masih berakhir hampa. Prestasi terbaik PSG di Liga Champions ketika masuk final di tahun 2019. Saat itu, PSG kalah tipis dari Bayern Munchen. 

Selebihnya, PSG kerap tersingkir di babak kualifikasi, bahkan di beberapa laga PSG kalah dengan cara yang menyakitkan sebagaimana yang terjadi di Madrid. 

Tandanya, PSG perlu membangun mentalitas tim. Mentalitas pemenang. Seyogianya, kejayaan di level domestik bisa ikut menyebar di level Eropa. 

Faktanya, PSG hanya jago di liga domestik, namun kurang meyakinkan di Eropa. Tak pelak, PSG kerap menjadi tim yang tak terlalu difavoritkan untuk konteks Eropa. 

Boleh saja, PSG memiliki segudang pemain bintang. Namun, kumpulan para pemain bintang ini perlu memiliki motor yang bisa memotiviasi dalam menguatkan sinar kebintangan mereka di lapangan hijau. 

Messi yang hadir ke PSG diharapkan bisa menunjukkan tuahnya sebagaimana yang ditampilkan selama berseragam Barcelona. Namun, harapan itu masih berada jauh dari panggang api. 

Target terakhir PSG adalah trofi Liga Perancis. Peluangnya begitu terbuka bagi PSG meraih trofi tersebut. Dan, itu bisa menjadi koleksi pertama Messi selama berseragam PSG. 

Akan tetapi, di lain pihak suporter PSG membutuhkan Messi yang bisa berkontribusi besar di Liga Champions. Meraih trofi domesitik sudah menjadi hal yang lumrah bagi PSG. Yang paling dinantikan oleh suporter adalah trofi Liga Champions.

Maka dari itu, siulan para suporter menandakan tanda kecewa pada performa Lionel Messi. Ini juga bisa menandakan bahwa Messi bukanlah "anak emas" yang tak bisa diperlukan spesial seperti di Barca. 

Ya, Messi tak memberikan kontribusi berarti di dua leg kontra Madrid di Liga Champions. Pahlawan PSG adalah Kylian Mbappe yang berhasil menyarangkan masing-masing 1 gol untuk dua leg. 

Makanya, Mbappe tak mendapat ejekan sebagaimana yang diterima oleh Messi dan bahkan Neymar. Arti lebih jauh bahwa Mbappe lebih mendapat tempat di hati suporter PSG, dari kedua bintang asal Amerika Selatan. 

Kendati demikian, suporter PSG patut berwaspada dengan status Mbappe yang akan bebas transfer. Belum ada pendekatan berati dari PSG. Sementara Madrid sudah berharap kuat agar pemain asal Perancis itu mau bergabung dengan Madrid di musim transfer mendatang. 

Apabila Mbappe benar-benar bergabung dengan Madrid, PSG pasti harus menggosok dada sebagai tanda kecewa. Alih-alih mempertahankan Mbappe dengan menolak sejumlah uang banyak dari Madrid guna membangun trio Messi, Neymar, dan Mbappe di di PSG, malah hasilnya tak menguntukan. 

Yang terjadi malah Mbappe kerap menjadi pembeda dalam permainan PSG, sementara Messi belum begitu mengeluarkan performa terbaik dari 26 laga. Dari 27 laga bersama PSG, Messi hanya mencetak 7 gol dan 10 assist. Kontribusi yang berjarak jauh dengan apa yang telah dilakukan selama di Barca.

Karena itu, kepergian Mbappe akan menjadi kehilangan terbesar untuk PSG. Terlebih lagi, Messi dan Neymar masih belum menunjukkan performa yang bisa mengangkat prestasi terbaik di Eropa. 

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun