Drama ramontada ala Real Madrid di Santiago Bernabeu menghayat hati klub kaya asal Perancis, Paris Saint Germain (PSG). Madrid mampu membalikkan keadaan di babak kedua dan dalam waktu yang relatif singkat.
Madrid memanfaatkan kesalahan lini belakang PSG. Nampaknya Madrid mengetahui kelemahan PSG yang tak sudah kalah mental dari tuan rumah.
Pendek kisah, Karim Benzema dan kawan-kawan bersukacita, sementara Lionel Messi dan rekan-rekannya tertunduk kecewa bercampur tak percaya di akhir laga leg ke-2 babak 16 besar Liga Champions.
Di balik drama ramontada ini, pemilik PSG Nasser Al-Khelaifi rupanya tak puas. Ada kekecewaan yang diluapkan selepas laga.
Kabarnya, Al-Khelaifi dan direktur sepak bola PSG, Leonardo menuju ruang ganti wasit dan meluapkan kekecewaan atas apa yang terjadi dalam laga kontra Madrid. Kekecewaan ini barangkali bermula dari gol pertama Madrid.
Benzema yang merebut bola dari Donnarumma dinilai melakukan sedikit pelanggaran. Namun, wasit tak melihat itu dan menolak untuk mengecek di VAR.
Gol pertama itu menjadi penentu. Mental Madrid naik dan PSG menurun. Lini belakang hilang konsentrasi. Jadinya, para pemain Madrid memanfaatkan situasi dengan sangat baik.
Nasser pantas kecewa. Untuk kesekian kalinya, PSG gagal di Liga Champions. Padahal, PSG sudah terlebih dahulu unggul dari Madrid di leg I dengan 1 gol dan 1 gol lagi di babak pertama di leg ke-2, namun keunggulan itu dimanfaatkan.
Trofi Liga Champions menjadi mimpi besar Nasser semenjak menjadi pemilik PSG. Investasi keungan untuk membangun kekuatan PSG sudah terbilang besar. Para pemain bintang berdatangan. Akan tetapi, PSG hanya berjaya di level domestik, dan melempem di daratan Eropa.
Tak tanggung-tanggung, di awal musim ini PSG mendatangkan lima pemain bintang baru, termasuk Lionel Messi. Namun, kelima pemain ini tak memberikan kontribusi yang berarti untuk prestasi PSG di kancah Eropa.