Situasi tertekan makin kentara ketika mesin gol Man City mulai bekerja pelan. Biasanya, Man City meraih kemenangan dengan jumlah gol yang terbilang produktif. Akan tetapi, di beberapa laga terakhir, Man City tampak tampil tak produktif.
Karenanya, Pep mempunyai tugas untuk meringankan beban timnya dan mengangkat kembali mentalitas pemain. Kejaran Liverpool adalah kenyataan yang mesti diterima, tetapi itu tak boleh menjadi beban yang memberatkan pola permainan Man City di lapangan hijau.
Tugas berat menanti Man City atas kunjungan rival sekota, MU. Terlebih lagi, markas Man City tak seangker dari yang dibayangkan, karena dua dari tiga kekalahan Man City di Liga Inggris musim ini malah terjadi di depan pendukungnya sendiri.Â
Keuntungan Man City adalah MU masih dalam kondisi belum benar-benar stabil semenjak berada di tangan pelatih interim, Ralf Rangnick.
Ketidakstabilan MU terlihat dari beberapa laga terakhir, di mana MU cenderung bermain imbang dengan klub-klub papan tengah. Laga terakhir, MU hanya berhasil bermain 0-0 kontra Watford.
Terakhir kali MU menang besar saat bersua Leeds United di pekan ke-26. MU menang 4-2 kontra Leeds, yang nota bene sementara tampil kacau di Liga Inggris. Sebagai catatan, Marcelo Bielsa, pelatih Leeds juga dipecat karena hasil buruk yang diperoleh timnya.
Karena itu, hasil laga tersebut tak menjadi rujukan jika performa MU sudah stabil. Toh, selepas menang besar kontra Leeds, di Liga Champions MU bermain imbang 1-1 kontra Atletico Madrid. Dan, pada pekan berikutnya kembali mandul ketika bermain seri kontra Watford, tim papan tengah.
Tak beralasan jika Man City mempunyai asa untuk menjadikan laga kontra MU untuk tetap menjaga tempat di puncak klasemen.
Kewaspadaan Man City adalah sosok Ralf Rangnick. Ini kali pertama Rangnick menghadapi MU semenjak dikontrak sebagai pelatih interim MU.
Bagaimana pun, Man City perlu berwaspada pada taktik dari Rangnick, yang dinilai sebagai salah satu perintis gaya bermain gegenpressing ini. Karena terlalu menganggap enteng lawan, Man City malah tersandung.
Man City pastinya tertekan dengan situasinya di puncak klasemen. Betapa tidak, tim peringkat kedua, Liverpool sementara berada dalam mental terbaik.