Berada di tempat ke-3 dan beda 13 poin dari Manchester City yang berada di puncak klasemen membuat asa Chelsea meraih trofi Liga Inggris musim ini makin tipis. Performa Chelsea tak sekonsisten Liverpool yang saat ini sudah menempel Man City dengan jarak 3 poin saja.
Konsistensi Liverpool terjadi berkat komposisi dan kesiapan skuadnya dalam menghadapi setiap laga. Lini depan Liverpool termasuk yang paling ditakuti untuk saat ini.
Pasalnya, antara pemain regular dan pemain pelapis, kualitas dan kontribusi mereka hampir setara. Terlihat produktivitas Liverpool dalam menjebol gawang lawan terus meningkat.
Tak heran, Liverpool berhasil mengejar Man City. Sementara itu, Chelsea terlihat masih sulit untuk mengikuti jejak Liverpool.
Target Chelsea di Liga Inggris barangkali untuk tetap berada di tiga besar. Namun, Chelsea juga perlu waspada. Karena jarak poinnya dengan peringkat ke-4 tak terlalu jauh.
Apabila Chelsea tetap tampil tak seimbang, peluang turun ke posisi 4 bisa menyata. Salah satu sebab dari ketidakseimbangan Chelsea adalah soal produktivitas lini depan.
Romelu Lukaku yang dibeli dari Inter Milan di awal musim tak membawa perubahan sebagaimana yang diharapkan. Persoalan yang dihadapi oleh Timo Werner sepertinya juga menimpa Lukaku.
Lukaku yang begitu garang di Inter Milan tampil tak konsisten. Barangkali, gaya permainan Lukaku memang lebih cocok dengan iklim sepak bola Italia, daripada Liga Inggris, terlebih lagi Chelsea di bawah kendali Tuchel yang menekankan permainan cepat dan menyerang.
Sebagai akibat, lini depan Chelsea kurang tampil produktif. Beruntung, Chelsea memiliki lini belakang yang solid, yang bisa menutup ketumpulan di lini depan.
Kabarnya, Lukaku pun merasa tidak senang dengan situasinya di Chelsea. Dia pun berniat untuk pulang ke Inter Milan. Akan tetapi, situasi menjadi rumit karena Lukaku terikat pada kontrak.