Artinya, peluang Inter menjadi juara Serie A bisa saja mendapat tantangan serius. Apabila Inter tak segera memperbaiki performanya, goncangan yang awalnya ringan berubah malapetaka untuk status Inter sebagai juara bertahan.
Barangkali peluang untuk melaju di Liga Champions sudah sangat tipis. Selain pada leg ke-2 bermain di kandang Liverpool, sejauh ini tim-tim Italia terlihat kesusahan menghadapi kekuatan tim-tim Liga Inggris. Agak beda kelas!!!
Tak berlebihan jika menyatakan bahwa di atas kertas Liverpool yang akan melaju ke babak selanjutnya, dan Inter yang tersingkir. Dengan situasi ini, Inter perlu fokus di Serie A Italia dan Coppa Italia.
Di Coppa Italia, Inter akan berhadapan dengan saudara sekota AC Milan di semifinal. Partai ini akan berlangsung seru apabila menimbang kekuatan yang dimiliki oleh kekuatan kedua tim.
Terlebih lagi, pada pertemuan terakhir di Serie A Italia, tensi tinggi sempat membumbuhi derbi dari kedua tim sekota ini. Tak tanggung-tanggung, masing-masing tim mendapat satu kartu merah.
Selain itu, keseruan juga ditimbang dari kekuatan yang dimiliki oleh kedua tim. Hampir berimbang.
AC Milan sudah agak berbenah. Hal ini terlihat dari posisi AC Milan di klasemen sementara Liga Italia.
Berada di puncak klasemen sementara Liga Italia merupakan buah dari pembenahan di skuad AC Milan. Pelatih AC Milan, S. Pioli berhasil meramu skuadnya antara pemain senior dengan para pemain muda.
Untuk posisi striker, Pioli memercayakan antara Giroud atau pun Zlatan Ibrahimovic. Ketika Ibrahimovic ditepikan karena cedera, Giroud menjadi andalan Pioli di lini depan.
Giroud langsung menunjukkan tugasnya sebagai striker yang cukup berbahaya. Perannya sebagai striker no 9 mengingatkan kita tentang Filipo Inzaghi. Mantan penyerang yang efektif, tahu memanfaatkan cela, dan membaca pergerakan lawan dengan baik.
Giroud sudah mencatatkan 7 gol di Liga Italia. Termasuk, 2 golnya ketika AC Milan menundukan Inter dengan skor 2-1.