Bulan lalu, Cristiano Ronaldo mengeluarkan pernyataan dukungannya untuk Ralf Rangnick sebagai pelatih Manchester United (MU). Ronaldo juga menegaskan ambisinya, bahwa Manchester United (MU) patut mengakhiri laga di empat besar klasemen sementara Liga Inggris.
Sontak saja, ambisi Ronaldo ini menghadirkan pelbagai tanggapan. Rangnick mengapresiasi ambisi Ronaldo itu dan berharap para pemain lain ikut mengikuti jejak Ronaldo.
Di lain pihak, sikap Ronaldo itu ikut dikaitkan dengan ban kapten. Tak sedikit yang bersuara bahwa sikap Ronaldo itu cocok menempatkannya sebagai kapten tim.
Hingga saat ini, Harry Maguire masih berstatuskan sebagai kapten MU. Status kapten Maguire sudah berlangsung semenjak Ole Gunnar Solskjaer berada di kursi pelatih.
Posisi kapten kerap memainkan peran penting di dalam tim. Harusnya yang menjadi sosok kapten adalah sosok pemersatu tim. Tak boleh memihak pada (para) pemain tertentu.
Apabila terjadi cekcok di ruang ganti atau pun di lapangan, kapten memainkan peran penting untuk mendamaikan suasana dan mengontrol rekan-rekan setimnya.
Idealnya, tugas Maguire pun demikian. Dia menjadi sosok penting di ruang ganti tim dan di lapangan hijau ketika timnya berlaga.
Tantangannya, ketika Maguire memiliki rekan setim seperti C. Ronaldo, Paul Pogba, Bruno Fernandez, dan E. Cavani yang nota bene mempunyai reputasi dan popularitas kuat di dalam tim.
Pada titik ini, Maguire harus menunjukkan sisi kepemimpinannya sebagai kapten tim terlepas jika rekannya seperti Ronaldo atau pun Cavani lebih senior dari dirinya.
Sisi kepemimpinan itu perlu dibarengi dengan performa yang solid di lapangan hijau. Boleh dikatakan, sebagai kapten tim, Maguire menjadi sosok yang sulit tergantikan karena performa solid.