Keberhasilan timnas Senegal menjuarai Piala Afrika 2021 menyisakan pelbagai kenangan manis. Pelatih, para pemain, dan rakyat Senegal bersatu padu merayakan keberhasilan pertama untuk Senegal menjadi juara Piala Afrika.Â
Tak tanggung-tanggung, Senegal mengalahkan Mesir, yang nota bene pemegang gelar terbanyak. 7 gelar Piala Afrika. Dari sisi pengalaman dan mentalitas, Mesir yang diperkuat oleh Mohamed Salah ini menjadi kekuatan yang sulit dikalahkan.Â
Terlebih lagi, ketika Sadio Mane gagal mencetak gol dari titik penalti di babak pertama. Kegagalan Mane itu bisa saja menjadi titik balik Senegal dan kesempatan Mesir untuk menguasai permainan.Â
Rupanya, Senegal tak patah arang. Kegagalan Mane bukanlah batu sandungan yang menghalangi ambisi Senegal menjadi juara.Â
Dalam drama adu penalti, Edouard Mendy dan Sadio Mane mendapat peran yang cukup penting. Mendy menjadi palang pintu yang berhasil menggagalkan dua tendangan penalti pemain Mesir, sementara itu Mane menjadi penendang terakhir yang menjadi penentuan nasib baik Senegal sebagai juara.Â
Mendy dan Sane, dua pemain yang sementara berkiprah manis di tanah Eropa. Di liga Inggris.
Sejak musim lalu, Mendy telah menjadi penjaga gawang yang sulit tak tergantikan di Chelsea. Berkat performa apiknya bersama Chelsea pada musim lalu, terlebih khusus dalam membantu Chelsea meraih trofi Liga Champions, Mendy pun dianugerahi sebagai kiper terbaik versi FIFA pada tahun lalu.Â
Sampai saat ini, Mendy tetap menjadi pilihan utama Thomas Tuchel. Namun, siapa sangka di balik kesuksesan itu, perjalanan Mendy menuju kiper terbaik taklah gampang. Pernah Mendy berstatuskan tanpa klub dan berkarir tanpa bayaran.Â
Titik balik dari Mendy ketika dia ikut membantu Reims promosi ke Ligue Satu Prancis di tahun 2017. Berkat performa di Reims, Rennes kemudian tertarik merekrutnya. Sebagai penjaga gawan Rennes, Mendy berhasil menciptakan 9 laga tak kebobolan dari 24 laga di Liga Perancis.Â