Besar kemungkinan apabila Senegal kembali gagal menjadi juara, nasib Cisse di kursi pelatih Senegal juga berakhir. Namun, nasib berkata lain. Senegal menjadi juara, dan Cisse tetap bertahan di kursi pelatih. Target selanjutnya adalah meraih tiket ke Piala Dunia 2022 di Mesir.Â
Keberhasilan ini cukup penting untuk Cisse. Cisse yang terlahir di Ziquinchor, bagian selatan Senegal ini merupakan pelatih yang sudah mengenal dengan baik timnas Senegal.Â
Pengalamannya sebagai pemain ikut membantunya dalam mengembankan timnas Senegal. Pengalaman itu makin kaya dengan komposisi skuad yang dimiliki oleh Senegal.Â
Di bawah mistar gawang, Cisse memiliki kiper nomor satu versi FIFA, E. Mendy. Lalu, bek klub Napoli Kalidou Koulibaly menjadi jenderal di lini belakang, dan Sadio Mane menjadi kapten di lini depan.Â
Cisse lekat dengan Senegal. Dia mengawali karirnya dari level terbawah di Senegal. Dimulai dari menjadi asisten pelatih dari Karim Sega Diouf pada Olipiade. Lalu kemudian, dia terpilih menjadi pelatih tim muda Senegal.Â
Pada tahun 2015, Cisse terpilih sebagai pelatih Senegal menggantikan pelatih asal Perancis, Alain Giresse. Keterpilihan Cisse sebagai pelatih mengawali kiprah pelatih lokal untuk timnas.Â
Akan tetapi, tuntutan juga tak ringan. Kritikan membanjiri perjalanan karir Cisse sebagai pelatih Senegal.Â
Kendati memperbaiki posisi Senegal di peringkat FIFA, memberikan kemenangan demi kemenangan, hingga mengantarkan Senegal partai final Piala Afrika pada tahun 2019, kritikan tetap membanjiri Cisse.Â
Suporter menginginkan agar Cisse bisa membuat permainan Senegal menjadi lebih menarik, terkhusus karena komposisi skuad Senegal yang banyak dihuni oleh pemain yang berkiprah di Eropa.
Tak elak, kritikan-kritikan ini diwarnai awasan. Apabila Cisse kembali gagal mempersembahkan trofi untuk Senegal, tempatnya di kursi pelatih bisa berakhir.Â
Keberhasilan Senegal menjadi juara menjadi bukti dari perjalanan karir Cisse sebagai pelatih. Dia pun membuktikan bahwa proses untuk mencapai prestasi tak begitu gampang.Â