Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Harry Kane Mulai Jatuh Cinta dengan Antonio Conte

6 Februari 2022   18:52 Diperbarui: 6 Februari 2022   19:44 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di awal musim 2021/22, Harry Kane sempat menjadi topik dari drama antara Manchester City dan Tottenham Hotspur. Man City menjadikan Kane sebagai salah satu target penting. Bahkan target pertama, mendahului Jack Grealish yang sudah bergabung dengan Man City dari Aston Villa. 

Satu-satunya alasan Man City adalah ketiadaan striker selepas kepergian Sergio Aguero. Kane dipandang sebagai sosok yang cocok menggantikan Aguero di Man City. 

Pasalnya, Kane bukan saja tipe striker yang mempunyai produktivitas yang cukup tinggi di Liga Inggris, tetapi juga mampu menjai pengumpan bagi rekan-rekan setimnya. Tercatat bahwa Kane termasuk pemain penyumbang assist terbanyak pada musim lalu di Liga Inggris. 

Boleh dikatakan, Kane memiliki kemampuan lengkap untuk tipekal sebagai seorang penyerang. Juga, sangat cocok dengan gaya permainan Pep Guardiola, di mana striker tak hanya berdiri untuk mencari ruang kosong dan menunggu umpan-umpan rekan setim, tetapi juga sosok yang bisa membangun serangan. 

Andaikata Kane jadi mendarat di Etihad, Kane bisa saja memainkan peran false nine atau sebagai penyerang lubang, peran yang pernah dimainkan Lionel Messi sewaktu Pep masih melatih Barcelona. Kelebihan Kane adalah fisik, di mana dia bisa juga mencetak gol dengan kepalanya. 

Niat Man City untuk mendatangkan Kane seperti serarah dengan keinginan Kane. Secara terang-terangan, mendekati akhir musim 2020/21 Kane menyatakan niatnya untuk hengkang dari Tottenham Hotspur. 

Terlihat Kane agak ragu dengan kemampuan Tottenham. Kendati Kane kerap memberikan kontribusi untuk tim, namun peluang untuk mencapai prestasi di level klub bersama Tottenham begitu tipis. 

Berbeda dengan beberapa rekan setimnya yang memilih pindah dari Tottenham dan mengiakan tawaran dari klub-klub mapan di Liga Inggris. Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk mencicipi gelar di level klub. 

Sementara Kane harus terus gigit jari karena situasi Tottenham. Situasi sempat rumit ketika  Nuno Espirito Santo yang didapuk sebagai pengganti Jose Mourinho gagal memperbaiki performa tim. 

Kane juga sempat mandul. Kualitasnya seperti menurun cukup drastis. Nuno Espirito Santo kemudian dipecat setelah 10 laga bersama Tottenham, dan Tottenham akhirnya berani untuk bernegosiasi dengan Antonio Conte. 

Keberanian Tottenham memenuhi tuntutan Conte mulai terbayar. Tottenham perlahan-lahan mulai memperbaiki performa dan posisi tim di Liga Inggris. Target berada di 4 besar kian menjadi kenyataan. 

Mentalitas Conte sebagai pelatih yang sudah pernah mengecap juara di Liga Inggris bersama Chelsea ikut membantu dalam mendongkrak performa Tottenham sejauh ini. 

Memang, untuk meraih titel juara masih terlalu jauh. Proyek Conte masih membutuhkan waktu agar bisa berbuah gelar juara. Apalagi Conte masuk ke Tottenham di saat musim kompetesi sudah berjalan. 

Di tengah mendongkraknya performa Tottenham, Kane juga mulai merasa nyaman di bawah asuhan Conte. Bahkan penyerang timnas Inggris ini mengakui kualitas Conte sebagai sosok yang mengubah wajah Conte. Kane juga mengakui bahwa Conte berhasil mengangkat mentalitas para pemain Tottenham . 

Kesukaan Kane pada Conte bisa menjadi tanda jika dia tak akan hengkang dari Tottenham. Boleh jadi, musim depan Kane tetap bertahan.

Terlebih lagi, skuad Tottenham sudah terasah dengan kenyamanan bersama Conte dan dipadukan dengan para pemain baru yang masuk dalam skuad Tottenham. Faktor Conte bisa membuat Kane bisa memilih bertahan di Tottenham.  

Untuk musim ini, Tottenham mungkin patut bersabar apabila tak meraih satu pun gelar. Namun, kalau Conte berhasil mengangkat performa tim dan memperbaiki tempat tim klasemen Liga Inggris pada akhir musim, hal itu bisa menjadi jaminan bagi Kane untuk bertahan pada musim depan. 

Pengakuan Kane pada sosok Conte bisa menjadi tanda jika Kane sepakat dengan proyek Conte di Tottenham. Apalagi Conte juga tetap mempercayakan Kane di lini depan. Dengan ini pula, relasi di antara keduanya bisa menjadi salah satu faktor dalam melapangkan jalan Tottenham untuk meraih gelar juara. 

Conte sementara membangun Tottenham pada jalur yang tepat. Memang, tak gampang di tengah persaingan tim-tim besar di Liga Inggris. 

Kendati demikian, prestasi bisa tercapai apabila ada kerja sama antara pelatih dan pemain. Mentalitas para pemain bisa terangkat apabila pelatih bisa menjadi patner kerja yang memberikan inspirasi dan motivasi di ruang ganti dan di lapangan hijau. 

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun