Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Efek Lampard untuk Liga Inggris dan Kesempatan Kedua Van de Beek di Everton

1 Februari 2022   07:54 Diperbarui: 5 Februari 2022   01:30 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Frank Lampard, pelatih baru Everton. Foto: AFP/Isabel Infantes via Kompas.com

Klub Liga Inggris, Everton menjadi salah satu klub yang cukup aktif mendatangkan muka baru pada transfer pertengahan musim ini. Setelah berhasil mendatangkan Frank Lampard sebagai pelatih tim, Everton pun menjajaki beberapa pemain baru.

Van De Beek dari Manchester United dan Dele Alli dari Tottenham Hotspur kabarnya sudah sepakat bergabung bersama Lampard di Everton.

Kedua pemain ini terbilang sebagai para gelandang kreatif yang juga ikut berkontribusi dalam mencetak gol. Namun, performa keduanya agak melempem di beberapa musim terakhir.  

Harapannya, bersama Lampard, baik De Beek maupun Alli bisa kembali menemukan kualitas permainan mereka.

Faktor Frank Lampard bisa menjadi poin plus bagi Everton. Kendati pengalamannya masih hijau sebagai pelatih, Lampard sempat membuktikan dirinya pada musim pertamanya ketika melatih mantan klubnya, Chelesa.

Waktu musim pertama sebagai pelatih, Chelsea dibelenggu oleh hukuman larangan transfer pemain. Lampard memanfaatkan pemain yang tersedia dan dikombinasi dengan pemain dari akademi klub.

Cara Lampard sukses. Performa Chelsea tak terlalu anjlok. Malahan, Chelsesa berhasil masuk empat besar kompetesi Liga Inggris.

Tak ayal, klub pun memberikan kepercayaan besar kepada Lampard di musim kedua. Tak tanggung-tanggung, Lampard diberi keleluasaan mendatangkan beberapa pemain berbakat dari klub-klub Eropa.

Timo Werner, Kai Havertz, E. Mendy, Thiago Silva, H. Zayech, dan B. Chilwell adalah beberapa nama yang melengkapi skuad Lampard di musim kedua.

Namun, proyek ini terlihat gagal. Jalan Chelsea di Liga Inggris terseok-seok. Investasi besar di awal musim nampaknya mandek. Akibatnya, Lampard dipecat di pertengahan musim 2020/21 dan digantikan oleh Thomas Tuchel.

Setahun Lampard vakum dari kursi pelatih. Sempat diisukan menjadi pelatih Aston Villa, namun kemudian Villa memilih Steven Gerrard.

Kali ini, Lampard menerima pinangan Everton. Everton yang memecat Rafael Benitez membutuhkan sosok pelatih yang bisa kembali mengangkat performa tim.

Everton termasuk salah satu klub kuda hitam di Liga Inggris, di mana kerap merepotkan tim-tim mapan di Liga Inggris.

Tentu saja, pilihan Everton pada Lampard sangat beralasan. Faktor pengenalan pada iklim sepak bola Inggris bisa menjadi salah satu alasan. Dalam mana, Lampard tak perlu membutuhkan banyak waktu untuk beradaptasi dengan tuntutan Liga Inggris.

Selain itu, melatih Everton menjadi kesempatan kedua. Boleh dikatakan sebagai momen untuk mengasah kemampuannya sebagai pelatih serentak kesempatan untuk membuktikan diri sebagai salah satu pelatih asal Inggris yang perlu diperhitungkan.

Ya, di tengah eksodus dan pengaruh pelatih asing di Liga Inggris, kehadiran pelatih asal Inggris sangat diperlukan. Bagaimana pun, pelatih asing kerap membawa konsep tertentu yang melekat dengan sistem yang lekat dengan negara asal mereka.

Misalnya, sistem gegenpressing yang umumnya dianuti oleh pelatih asal Jerman seperti Jurgen Klopp (Liverpool), Thomas Tuchel (Chelsea), dan Ralf Rangnick (Manchester United) bisa ikut mempengaruhi gaya permainan di Liga Inggris pada umumnya.

Lalu, Manchester City di bawah kendali Pep Guardiola dan Arsenal di tangan Mikel Arteta hampir menganut gaya yang sama dari Spanyol, yakni pola permainan dari kaki ke kaki atau lebih dikenal dengan Tika-taka.

Antonio Conte asal Italia yang melatih Tottenham Hotspur memberi warna tersendiri. Gaya Italia yang kental dengan gaya bertahan yang rapat dan solid bisa ikut mewarnai Liga Inggris.

Gaya ini meramaikan Liga Inggris. Bisa juga mempengaruhi sepak bola Inggris. Apabila pengaruh pelatih-pelatih asal Inggris minim di klub-klub besar, gaya sepak bola Inggris menjadi abu-abu.

Hal itu bisa menjadi tantangan serius bagi pelatih timnas dalam menciptakan sebuah tim yang terdiri dari para pemain dari gaya berbeda di klub mereka.  

Maka dari itu, kehadiran pelatih asal Inggris seperti Lampard di Everton bisa berdampak baik untuk sepak bola Inggris. Bukan tak mungkin, kesuksesan di Everton bisa menjadi batu loncatan untuk melatih klub yang lebih besar atau kesempatan untuk melatih timnas Inggris di kemudian hari.

Ketika Lampard mau mengasah kualitas kepelatihannya bersama Everton, Van De Beek bisa menjadikan kesempatan bermain di Everton sebagai kesempatan kedua.

Praktisnya, pemain asal Belanda ini terlihat gagal tampil dengan seragam MU. Di Ajax, Van De Beek menjadi salah satu pemain bintang tim. Dari 175 laga bersama Ajax, pemain berusia 24 tahun ini mencetak 41 gol dan 34 assist.

Atas dasar ini, MU mati-matian membelinya dari Ajax di tahun 2020. Namun, kualitas Van De Beek melempem ketika berseragam MU. Hampir dua musim bersama Ole Gunnar Solksjaer, Van De Beek gagal membuktikan diri.

Sempat dijanjikan menjadi bagian dari permainan Ralf Rangnick, namun situasi yang sama tetap terjadi. Makanya, mengiakan untuk dipinjamkan bisa menjadi alternatif mengembalikan performa terbaiknya.

Barangkali,  kebebasan Van De Beek sebagaimana yang dialaminya di Ajax tak terjadi di MU. Di tengah persaingan para pemain bintang, Van De Beek terkungkung pada salah satu peran.

Berbeda ketika di Ajax, Van De Beek mendapat peran agak leluasa di lini tengah, di mana tak hanya mengatur permainan, tetapi juga membantu serangan tim. Persis yang dimainka oleh Bruno Fernandes di bawah kendali Solksjaer.

Van De Beek akan bekerja bersama dengan Lampard di Everton. Proyek Lampard di Everton menjadi sangat meyakinkan ketika Dele Alli juga bergabung dengan Everton. Jadinya, Lampard memiliki dua gelandang serang yang bisa mengangkat performa tim.

Di Everton Lampard bisa menunjukkan kualitasnya sebagai pelatih asal Inggris. Hal ini bisa menjadi poin positif bagi Liga Inggris pada umumnya.

Sementara itu, Van De Beek perlu membuktikan kualitasnya selama masa peminjamannya di Everton. 6 bulan masa peminjaman di Everton bisa menjadi kesempatan kedua bagi Van De Beek sebagai salah seorang pemain berbakat. 

Salam Bola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun