Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Risikonya Jika Lebih Percaya Pihak Ketiga daripada Pasangan Sendiri

21 Januari 2022   20:59 Diperbarui: 29 Januari 2022   20:45 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persoalan dalam relasi suami dan istri kadang sulit terhindarkan. Kendati demikian, setiap persoalan pastinya ada solusi. Tantangannya, pada bagaimana kita memecahkan persoalan itu.

Solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah adalah komunikasi antara pasangan. Tanpa komunikasi dari kedua belah pihak, persoalan akan mengawang, setiap pasangan cenderung membisu, dan mereka juga dinaungi oleh perasaan yang serba salah, seperti rasa curiga.

Seorang teman perempuan begitu heran dengan tingkah laku dari pasangannya. Tiba-tiba pasangannya begitu sensitif. Emosinya tiba-tiba meledak. Tanpa tahu sebabnya, dia sering kali marah tak terkendali.

Teman ini menjadi sulit mengetahui persoalannya karena mereka jarang berkomunikasi. Selepas bangun tidur, keduanya langsung disibukkan dengan pekerjaan masing-masing. Belum lagi, suaminya juga kadang sibuk di luar rumah.

Situasi persis sama di malam hari. Suaminya kadang kerja hingga larut malam. Belum lagi, anak bungsu mereka selalu tidur bersama mereka di kamar. Jadinya, ruang untuk berkomunikasi secara mendalam antara kedua belah pihak begitu sempit.

Teman ini sangat sulit mengetahui sebab dari perasaan suaminya. Hingga suatu waktu, dia coba membujuk anak bungsunya tidur bersama dengan kakak perempuannya. Tujuannya agar dia bisa berkomunikasi dengan pasangannya ketika mereka mempunyai waktu berdua.

Benar saja, situasi yang begitu kaku tiba-tiba perlahan mencair. Suaminya perlahan berkomunikasi dan mengutarakan persoalan yang sementara dihadapinya.

Komunikasi bisa terjadi karena kedua belah pihak berada bersama, membuka hati untuk mengutarakan apa yang dirasakan, dan mau mendengar satu sama lain. Pendeknya, persoalan salah satu pasangan pun menjadi persoalan dari kedua belah pihak.  

Ini hanyalah salah satu cara memecahkan persoalan di antara suami dan istri. Masih banyak cara yang lain bisa ditempuh agar persoalan yang terjadi dalam sebuah relasi bisa terpecahkan.

Prinsipnya, setiap persoalan mesti dipecahkan secara bersama-sama dan bukan saja didiamkan sendiri atau pun diceritakan ke pihak ketika.

Persoalan cukup besar ketika persoalan dengan pasangan hanya diceritakan kepada pihak ketiga. Apalagi pihak ketiga itu cukup dipercayai melebihi keberadaan pasangan.

Paling tidak, tiga hal yang bisa saja terjadi karena terlalu percaya pada pihak ketiga dalam membicarakan persoalan yang terjadi dengan pasangan.

Pertama, Kepercayaan kepada pasangan bisa makin kabur

Membicarakan persoalan kepada pihak ketiga bisa menciptakan gap tertentu dengan pasangan sendiri.  Dalam mana, pasangan tak terlalu dipandang sebagai sosok yang mesti dipercayai dalam menghadapi sebuah masalah.

Malahan, kepercayaannya lebih tercurah kepada pihak ketiga. Persoalannya, ketika dampak masalah membesar dan mengancam relasi dari kedua belah pihak. Saat kepercayaan sudah tidak ada pada pasangan, saat itu hubungan bisa makin renggang.

Pasangan pun tak dipandang sebagai solusi. Sebaliknya, dia bisa dipandang sebagai sebab masalah. Ketika perasaan sepertiin muncul, relasi tak hanya renggang, tetapi ancaman perpisahan bisa saja terjadi.

Kedua, Bisa menghadirkan hubungan yang mendalam dengan pihak ketiga 

Tak menutup kemungkinan ketika kepercayaan kepada pihak ketiga sudah terbangun, hubungan spesial juga ikut terbangun. Hubungan itu ditandai oleh rasa nyaman untuk menceritakan dan bahkan berada dekat dengan pihak ketiga.

Menjadi masalah, ketika situasi yang sama ini tak terjadi dengan pasangan sendiri. Ini sudah membahasakan bahwa kepercayaan dengan pihak ketiga sudah membangun sebuah koneksi tertentu.

Tantangan lainnya saat koneksi ini malah mengarah pada relasi yang tak wajar. Juga, melihat pihak ketiga sebagai sosok yang ideal dan pasangan sendiri sebagai sosok yang menyebalkan dan membosankan.

Ketiga, Persoalan diselesaikan untuk satu pihak semata

Tak menutup kemungkinan bahwa percaya pada pihak ketiga bisa menyelesaikan sebuah masalah. Namun, solusinya bisa hanya berjalan pada satu arah. Dalam mana, hanya satu orang yang merasa nyaman karena dia mendapatkan solusi atau penyembuhan batin dari pertemuannya dengan pihak ketiga.

Sementara itu, pasangan lain belum tentu tersembuhkan dari kemelut persoalan yang terjadi di antara kedua belah pihak. Di saat salah satu pihak merasa terbebaskan dari beban batin karena masalah dengan pasangannya, pasangannya belum tentu ikut tersembuhkan. Dia bisa saja tetap tinggal pada persoalan yang sama.

Jadinya, ketika bertemu dan berada dengan pasangannya, dia bisa saja menghadapi persoalan yang sama. Alasannya, penyelesaian masalah tak melibatkan kedua belah pihak.

***

Tak masalah menceritakan masalah kepada pihak ketiga, seperti teman akrab dan anggota keluarga. Namun, kita perlu sadar bahwa pemecahan masalah terbaik selalu bermula dari kedua belah pihak, di mana kedua belah pihak mau membuka diri untuk menceritakan persoalan yang terjadi.  

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun