Kepulangan Romelu Lukaku ke Chelsea dari Inter Milan seperti menggenapi formasi pelatih Thomas Tuchel. Efektivias, kekuatan, dan kecepatan Lukaku bisa menjadi tambahan bagi kekuatan Chelsea yang berhasil meraih trofi Liga Champions pada musim lalu.Â
Ekspetasi itu terlihat menyata. Lukaku langsung tancap gas di laga-laga awal di Liga Inggris. Namun, performanya mulai menurun. Hingga persoalan cedera menghampiri pemain asal Belgia ini.
Setelah kembali dari cedera, Tuchel tak mau ambil resiko dengan menempatkan Lukaku sebagai striker tunggal. Tetap saja, Tuchel berusaha melakukan rotasi pemain untuk menghuni lini depan. Ketika Lukaku sudah fit secara total, Tuchel kemudian menurunkannya.Â
Lukaku kembali menunjukkan ketajamannya. Cedera tak menghalanginya untuk mencetak gol. Namun, efektivitas tak begitu kentara apabila menimbang performanya bersama Inter Milan pada musim lalu.Â
Pelbagai rumor pun bermunculan. Sempat beredar rumor jika para pemain lain tak begitu tertarik untuk mengoper bola ke Lukaku.Â
Namun, rumor tersebut hanya isapan jempol. Performa Lukaku ternyata dipengaruhi oleh sistem yang dibangun oleh Tuchel di Chelsea.Â
Hal ini diamini secara langsung oleh Lukaku sendiri. Dalam sebuah wawancara dengan salah satu media, Lukaku mengritik sistem permainan yang dibangun oleh Tuchel di Chelsea. Sistem itu seolah membatasi ruang geraknya hingga berakibat pada efektivitasnya di depan gawang lawan.Â
Kritik Lukaku ini ditanggapi miring oleh Tuchel. Tuchel menilai apa yang dikomentari oleh Lukaku hanya menimbulkan "kebisingan" untuk tim.Â
Sontak saja, Tuchel mengambil langkah tegas. Tanpa berpikir bahwa Chelsea bermain kontra Liverpool dalam lanjutan Liga Inggris pada pekan lalu, Tuchel nekat tidak mengikutsertakan Lukaku dalam skuad. Padahal, Lukaku sementara berada dalam kondisi terbaik, di mana dia mencetak dua gol di dua laga terakhir bersama Chelsea.Â
Terang saja, keputusan Tuchel ini lebih dipandang sebagai hukuman atas apa yang dilakukan oleh Lukaku. Tuchel menilai bahwa pernyataan Lukaku sudah menimbulkan situasi yang kurang baik di dalam tim.Â
Keputusan Tuchel yang tegas ini menunjukkan tentang siapa yang berhak di tim. Bagaimana pun, pelatih mempunyai otoritas yang tak begitu saja dilangkahi oleh para pemain, termasuk pemain penting seperti Lukaku.Â
Akibat keputusan berani Tuchel ini, rumor lain beredar jika Lukaku bisa saja hengkang ke klub lain di masa transfer. Ada yang menyatakan jika Lukaku kembali ke Inter. Ada pula yang berspekulasi jika dia bisa bereuni dengan mantan pelatinya di Inter, Antonio Conte yang sementara melatih Tottenham Hotspur.
Lagi-lagi pelbagai spekuasi yang berkutat seputar Lukaku seperti angin yang berlalu cepat. Mau tak mau, Lukaku harus mengedepankan situasi tim dan mengakui otoritas pelatih.Â
Mengutip Goal. com (5/1/21), Lukaku menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya dalam sebuah wawancara. Sebagaimana isi video di Twetter kepunyaan Chelsea, Lukaku menyampaikan permohonan maaf kepada klub, suporter, pelatih, dan rekan-rekan setimnya atas apa yang telah disampaikannya.Â
Pernyataan maaf Lukaku ini, pada satu sisi, berdampak pada kesatuan tim. Lukaku, yang dinilai oleh Tuchel telah menimbulkan keributan di ruang ganti, sudah meminta maaf atas aksinya itu. Dengan itu, masalah yang terjadi antara Lukaku dan tim bisa berakhir.Â
Pada sisi lain, ungkapan maaf ini bisa berdampak pada karir Lukaku sendiri. Boleh saja, Lukaku tampil gemilang di Inter Milan. Namun, dia harus membuktikan kembali kualitasnya di Chelsea dan di Liga Inggris umumnya. Tentu saja, pembuktian diri ini harus dibarengi dengan kondisi batin.Â
Kondisi batin yang baik bisa terjadi apabila pemain diterima oleh rekan-rekan setim dan mendapat tempat di sistem permainan tim. Jadi, langkah Lukaku menyampaikan permohonan maaf merupakan langkah yang sangat tepat untuk karirnya di Chelsea.Â
Permohonan maaf Lukaku menunjukkan bahwa ketegasan ala Tuchel sebagai pelatih sangat perlu untuk kepentingan tim secara umum. Boleh saja, klub telah mengeluarkan biaya tinggi agar bisa mendapatkan Lukaku dari Inter ke Chelsea. Kendati demikian, kesatuan tim tetap menjadi prioritas untuk tim.
Lukaku sudah menyatakan maaf kepada klub. Permohonan maafnya bisa membuka pintu baginya agar bisa kembali diturunkan tim untuk laga-laga selanjutnya.Â
Selain itu, Tuchel menunjukkan ketegasannya agar para pemain sadar bagaimana mengeluarkan pernyataan ke media. Boleh saja, berbicara kepada media, namun pembicaraan itu sekirnya tak merusak situasi ruang ganti.Â
Salam BolaÂ
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H