Keduanya masih perlu waktu untuk terus membangun koneksi di lini depan. Pasalnya, keduanya merupakan dua tipe pemain yang berkarakter berbeda.
Mbappe lebih mengandalkan kecepatan dalam melakukan penetrasi ke gawang lawan. Tipenya lebih cenderung sebagai pemain yang menyerang secara langsung. Boleh dikatakan, Mbappe sangat cocok apabila ditempatkan dalam sistem permainan yang menekankan pola gegenpressing.
Kecepatannya dalam mencari celah ataupun melakukan serangan balik membuat lini depan PSG cukup berbahaya.
Sebaliknya, Messi terlihat sebagai pemain yang kadang lebih banyak mengontrol bola. Penetrasi ala Messi pun tak terlalu cepat sebagaimana Mbappe. Kelebihan Messi adalah kecerdikannya dalam menghalau lawan yang coba merebut bola.
Persoalannya, Messi kadang memperlambat tempo. Kehati-hatiannya memberikan umpan atau pun tak rekan yang berada di tempat yang tepat membuat Messi lebih memilih untuk memperlambat tempo permainan.
Dua tipe permainan ini memang berbeda, tetapi bisa saling dilengkapi. Messi bisa memanfaatkan kecepatan dan kelihaian Mbappe mencari ruang kosong.
Duo ini akan tajam seturut berjalannya waktu. Boleh jadi, duo ini mekar dan bisa membuat PSG tak begitu merindukan kehadiran Neymar yang sementara dibekap cedera serius.
Trio Neymar, Mbappe, dan Messi belum terlalu solid dan kompak. Sebaliknya, ketika Mbappe, Messi yang sering ditemani oleh Angel Di Maria, permainan menyerang PSG makin nampak.
Dengan ini, PSG hanya membutuhkan dua dari tiga pemain bintang ini. Tiga pemain bintang ini bisa menimbulkan ketimpangan di lini depan.
Kedua, Keprihatinan Pep Guardiola dengan anak-anak asuhnya.Â
Manchester City harus mengakui keunggulan RB Leipzig. Kemenangan ini mengantarkan RB Leipzig ke Piala Eropa.