Misalnya, cedera yang menimpa Romelu Lukaku dan Timo Werner. Cedera kedua pemain ini menyebabkan Chelsea kekurangan striker.
Tuchel pandai menempatkan dan membuat formasi yang tepat. Di laga kontra Leicester dan Juve, Tuchel menempatkan Christian Pulisic sebagai striker dan dibelakangnya berada duo H. Ziyech dan C. Hudson-Odoi.
Formasinya pun berubah. Dari 3-5-2 menjadi 3-4-2-1. Formasi 3 bek tetap dipertahankan. Tuchel hanya meramu formasi para gelandang yang bisa memberikan solusi pada ketiadaan striker. Â Â
Tuchel mampu membuat formasi permainan Chelsea membaik. B. Chilwell yang sempat frustrasi di awal musim mulai tampil konsisten.
Ditempatkan pada gelandang kiri dari sistem 4 atau pun 5 gelandang, Chilwell mampu membantu serangan Chelsea dan sekaligus menciptakan gol.
Akan tetapi, Chilwell berhadapan dengan cedera serius dalam laga kontra Juventus. Bisa jadi, M. Alonso yang sempat dipercayakan Tuchel sejak awal musim bisa kembali mengisi posisi Chilwell.
Selain itu, Tuchel mampu menciptakan keseimbangan di setiap lini. Keseimbagan itu tercipta berkat alokasi waktu bermain di antara pemain.
Tak ada pemain yang tampil begitu mendominasi. Setiap pemain diupayakan untuk mendapatkan tempat di tim utama. Termasuk penjaga gawang antara Eduoard Mendy dan Kepa sering bergantian menjaga gawang Chelsea.
Pemain seperti M. Mount dan C. Axpilicueta terlihat biasa-biasa saja ketika dicadangkan. Namun, ketika diturunkan mereka bisa memberikan kontribusi yang berarti.
Tuchel berhasil membangun Chelsea menjadi tim yang solid. Kecerdikan Tuchel dan kesolidan Chelsea akan menjadi ujian yang sangat serius bagi keberanian Carrick.
Salam Bola