Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Aturan Tegas A la Xavi Hernandez, Takaran Kepatuhan Pemain, dan Faktor Pertemanan

11 November 2021   16:22 Diperbarui: 11 November 2021   16:25 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Xavi Hernandez akhirnya memulai karirnya sebagai pelatih Barcelona. Presentasinnya di hadapan suporter di Camp Nou cukup membangkitkan optimisme suporter Barca.

Untuk saat ini, Xavi dinilai sebagai harapan Barca. Para suporter menggemakan namanya seperti yang pernah dialaminya sewaktu masih aktif bermain bersama Barca.

Xavi datang sebagai legenda klub serentak ditugaskan sebagai pelatih tim utama untuk memperbaiki performa tim yang sementara tampil timpang. Pengalaman sebagai pemain dan pelatih di Qatar menjadi beberapa pertimbangan dari pemilihan Xavi.

Tugas Xavi di Barca tidaklah gampang. Banyak hal yang perlu dibenahi oleh mantan gelandang Barca dan timnas Spanyol ini.

Saya kira tugas yang paling pertama dari Xavi adalah mengembalikan mentalitas para pemain. Mentalitas para pemain sementara tak stabil.

Hal ini bisa terbaca dari laga kontra Celta Vigo dalam lanjutan kompetesi La Liga Spanyol. Dalam laga ini, Barca sudah unggul 3-0 atas Celta Vigo di babak pertama.

Akan tetapi keunggulan besar ini berakhir sia-sia. 3 gol balasan di babak kedua membuyarkan kemenangan Barca.

Hasil imbang ini menunjukkan bahwa mentalitas para pemain Barca pun sementara tak stabil. Bagaimana bisa, Barca yang tergolong tim besar gampang tunduk pada Celta Vigo yang juga tampak tak stabil di La Liga Spanyol saat ini.

Tak heran, dalam sesi pertama latihan dengan para pemain, Xavi menyatakan kepada para pemain untuk percaya pada kemampuan diri sendiri. Artinya, tim tak boleh gampang jatuh di tengah gempuran permainan tim lawan dan perlu keyakinan untuk mencapai kesuksesan.

Selain memberikan motivasi, Xavi juga hadir dengan memberikan aturan-aturan untuk para pemain. Beberapa aturan pernah ditegakan semasa dia menjadi pemain di era kepelatihan Pep Guardiola. Akan tetapi, hal itu lenyap pada beberapa musim terakhir.

Melansir berita dari Tribuna.com (10/11/21), pelatih yang berusia 41 tahun ini memberikan paling tidak 10 aturan bagi para pemain. Aturan-aturan itu meliputi waktu kedatangan pemain sebelum latihan, soal diet pemain hingga gaya hidup para pemain.

Misalnya, pembatasan penggunaan phone di arena latihan. Juga, soal gaya hidup para pemain di luar lapangan hijau.

Aturan menjadi salah satu fondasi dalam mengatur kestabilan tim. Aturan ini juga bisa ikut membangun mentalitas dan kedisiplinan para pemain di lapangan. Gaya hidup yang teratur bisa mempengaruhi stamina dan fisik para pemain secara umumnya.

Biasanya, penerapan aturan akan berbenturan dengan gaya hidup yang sudah mengakar dalam diri seseorang. Pada titik inilah, Xavi akan berhadapan dengan situasi yang cukup rumit.

Maka dari itu, otoritas dan mentalitas kuat dari Xavi sebagai pelatih sangatlah dibutuhkan. Menjadi sangat menantang ketika para pemain adalah mantan rekan Xavi di Barca seperti Gerard Pique, Sergio Busquets atau pun Jordi Alba.

Barangkali, pada satu sisi, terlihat gampang bagi Xavi karena mereka adalah mantan rekannya di Barca. Namun, menjadi sulit ketika aturan sudah menyentuh atau menyinggung ranah pribadi seorang pemain.

Di tengah situasi seperti ini, Xavi harus siap menerima pemberontkan, dalam rupa ketidakpatuhan para pemain.

Sebuah kabar beredar jika Xavi melarang Pique untuk memenuhi undangan di luar kegiatan sepak bola selama jeda internasional. Xavi melarang Pique untuk terlibat presentasi Piala Davis.

Pique, yang bagi sebagian orang menjulukinya dengan "The President" memiliki pengaruh tersendiri di Barca. Selain karena faktor senioritas di tim, juga soal langkah-langkahnya dalam menyikapi situasi klub.

Misalnya, keputusan Pique untuk mengurangkan gajinya sewaktu klub berhubungan dengan kesulitan keuangan. Selain itu, Pique termasuk sosok yang mempunyai kedekatan dengan spirit atau semangat Catalonia, wilayah yang identik dengan Barca.

Karena ini, tak sedikit yang menilai bahwa Pique bisa saja menjadi presiden masa depan untuk Barca jika sudah pensiun. Selain sudah menjadi teman Xavi, Pique sudah mempunyai pengaruh di Barca.

Bagi Xavi, kendati saat ini Barca menghadapi jeda internasional, namun pemain yang tak terlibat dalam tugas timnas tetap fokus pada tim. Ini menjadi salah satu penekanan Xavi dalam aturan yang dimainkannya di Barcelona.

Kasus Pique bisa menjadi salah satu contoh, di mana Xavi tak peduli soal relasi personal. Fokus pada tim menjadi alasan Xavi mengembalikan performa tim pada level terbaik.

Bagaimana pun, faktor pertemanan mesti dipinggirkan guna membangun keseimbangan tim. Kadang-kadang faktor pertemanan menjadi batu sandungan dalam membangun tim. Karena tidak mau melukai teman sendiri, maka kondisi tertentu dibiarkan terjadi, walau hal itu merugikan tim.

Faktor pertemanan perlu dikesampingkan apabila kepentingan tim menjadi penekanan pertama. Artinya, Xavi bisa saja membangkucadangkan mantan rekan-rekan setimnya demi membangun tim yang kuat.

Sejauh tim mendapat keuntungan, keputusannya sebagai pelatih bisa melukai mendapat teman, tetapi bisa mendapat tempat di hati suporter. Pada titik ini, Xavi perlu melihat manfaat terbesar dari keputusannya.

Statusnya sebagai pelatih perlu menempatkan klub di tempat pertama. Relasi personal perlu dikesempingkan apabila hal itu bisa menggangu kestabilan situasi klub.

Ini adalah salah satu tantangan Xavi di Barca. Tantangan berhadapan dengan reaksi dari mantan rekan-rekan setimnya.

Harapannya, mantan rekan-rekannya mendukung Xavi sebagai pelatih Barca. Dukungan itu bisa berupa dengan kepatuhan pada aturan, keputusan, dan kebijakannya sebagai pelatih.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun