Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Agar Kerja Magang Tak Ciptakan Trauma dan Jadi Volunteer Tak Membuat Kecewa

1 November 2021   19:46 Diperbarui: 2 November 2021   11:05 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kerja magang. Sumber foto: Thinkstockphotos via Kompas.com

Pertama, jadikan proses magang dan kerja sebagai volunter sebagai arena belajar.

Kerja magang dan volunter merupakan momen untuk belajar. Sebagai seorang mahasiswa atau pun fresh graduate, seseorang seyogianya menempatkan pola pikir untuk belajar daripada pola pikir untuk menerapkan apa yang kita dipelajari.

Pertama-tama kita mau belajar. Pasalnya, lingkungan kerja bisa saja sangat berbeda dengan apa yang kita jumpai di bangku sekolah atau bangku kuliah. 

Pengalaman senior bisa menjadi masukan untuk apa yang telah dipelajar. Bahkan kita belajar dari senior tentang membangun relasi. 

Beberapa pekan lalu saya bertemu dengan seorang arsitek  asal Filipina yang kebetulan memegang proyek salah satu gedung di tempat kami. Dia bercerita tentang pengalaman pertama menjadi arsitek setelah tamat kuliah. 

Dia mengawali karirnya dengan melakukan magang kerja di salah satu seniornya di bangku kuliah. Berkat relasi yang sudah terbangun di bangku kuliah, tidak sulit baginya untuk mendapat tempat bekerja sebagai seorang magang.  

Ketika dia sudah bisa memegang sebuah proyek, seniornya itu pun perlahan melepaskannya untuk berdiri sendiri. Hal yang sama ini pun dilakukannya untuk beberapa orang arsitek. 

Arsitek ini selalu menerima arsitek yang baru tamat kuliah untuk magang atau pun kerja volunter. Gaji mereka tak seberapa. Proyek pun terbatas. 

Menurutnya, setelah mereka bekerja lebih dari empat tahun, mereka pun mulai diberikan tugas yang besar. Hingga mereka pun bisa berdiri di atas kaki sendiri dan menjalankan proyek sendirian. Juga, dia mengingatkan bahwa dalam proses magang, membangun relasi menjadi salah satu kunci sukses dalam perjalanan karir. 

Bahkan dengan pekerjaan yang dihadapi, seseorang bisa saja mengerti dengan persoalan teoritis dari sekolah atau pun memperkaya pengetahuan yang telah diperolehnya. Pola pikir untuk belajar bisa membuat seseorang tak melihat magang atau bekerja volunter sebagai beban yang harus dipikul.

Kedua, pikirkan lebih dahulu tentang skill, baru berpikir tentang gaji. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun