Agama menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup harian kita. Termasuk dalam kehidupan berkeluarga.
Barangkali sebagian besar dari kita sudah ditentukan agamanya sejak lahir. Orangtua seolah "memagari" kita untuk memeluk agama yang mereka anuti. Seolah-olah sejak di dalam kandungan, orangtua sudah menetapkan agama dari anaknya kelak.
Dalam tradisi Kristen pada umumnya, untuk mengamini seorang anak sebagai anggota agama, dia mesti melewati sebuah ritus keagamaan. Ini biasa dikenal dengan ritus pembaptisan.
Pembaptisan ini menjadi tanda bahwa seorang anak resmi diterima dalam agama yang dianuti oleh orangtua. Juga, ini menjadi tanda bahwa anak itu menjadi anggota komunitas agama.
Kendati seorang anak sudah dicap sejak lahir dengan agama tertentu, tugas orangtua tidaklah berhenti. Seyogianya, orangtua terus mendampingi seorang anak agar bertumbuh dalam iman seturut dengan agama yang dianutinya.
Umumnya, agama selalu menekankan kebaikan. Pada titik ini, orangtua perlu tahu bagaimana agama yang sudah diwariskan bagi anak bisa bermanfaat bagi hidup anak itu dan relasinya dengan sesama yang lain.
Beberapa cara orangtua agar bisa mengajari anak menjalankan kehidupan agamanya dengan baik dan benar.
Pertama, Kesaksian hidup orangtua sangat penting.
Mengajari tentang agama itu mulai dari orangtua. Orangtua bukan saja sebagai pewaris agama yang dianuti anak, tetapi dia menjadi pengajar anak itu sendiri.