Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mohamed Salah Tampil Konsisten, Buah dari Sistem Kerja Liverpool

6 Oktober 2021   09:10 Diperbarui: 6 Oktober 2021   09:17 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mohamed Salah sumbang satu assist dan satu gol dalam laga kontra Manchester City (3/10). Foto: AFP/Justin Tallis via Kompas.com

Duel antara Liverpool kontra Manchester City pada pekan ke-7 Liga Inggris menyisahkan pelbagai macam cerita. Duel yang berakhir dengan skor seri ini (2-2) bisa mengingatkan banyak pihak tentang peta persaingan Liga Inggris musim ini.

Liverpool dan Man City masih dinilai sebagai kuda pacuan terdepan untuk meraih trofi Liga Inggris pada musim 2021/22 ini. Keduanya bisa mendapat tantangan serius dari Chelsea yang sementara berada di puncak klasemen.

Juga, tak boleh menganggap sepeleh Manchester United (MU). Bekal pemain yang dimiliki oleh MU pada musim ini bisa memungkinkan mereka menjadi salah satu pesaing kuat dalam arena pacuan merebut trofi Liga Inggris.

Selain menyisahkan gambaran persaingan di Liga Inggris, laga antara Liverpool kontra Man City juga menunjukkan beberapa peran pemain penting dari kedua tim.

Man City memiliki Bernardo Silva yang di awal musim ini sempat diisukan pergi dari Man City. Gocekan Silva sempat mengelabui tumpukan barisan belakang Liverpool. Sayangnya, Philip Foden yang menerima umpan terukur dari Silva gagal mengalahkan kiper Liverpool.

Sementara itu, dari Liverpool, sosok yang disoroti adalah Mohamed Salah. Tak berbeda jauh dengan Silva, Salah juga menunjukkan kelihaiannya mengelabui barisan belakang Man City. Menariknya, gocekan maut Salah membuahkan assist untuk gol pertama Sadio Mane dan gol kedua untuk Liverpool.

Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp tak luput memuji penampilan timnas Mesir ini. Bahkan dia menyejajarkan penampilannya itu dengan apa yang biasa dilakukan oleh Lionel Messi. Jadinya, gol dan assist Salah dinilai sebagai gol dan umpan a la Messi.  

Pujian Klopp tak berlebihan. Salah yang juga sempat dan sementara masuk pelbagai spekulasi untuk pergi di Liverpool seolah menemukan kembali naluri "killer"-nya di depan gawang lawan. Sejauh ini, Salah sudah mengoleksi 9 gol dari semua kompetesi.

Penampilan Salah menunjukkan wajah konsistensi Liverpool. Ketika setiap lini bekerja dengan baik, para pemain secara individu bisa mengeluarkan kemampuan terbaik. Namun, saat salah satu lini timpang karena faktor absen dan cedera, sistem kerja juga bisa amburadul.

Dengan kata lain, kemampuan individu juga berkembang ketika ditopang oleh para pemain lain di dalam satu tim. Namun, ketika ada pemain lain tak tampil baik, hal itu juga mempengaruhi sistem kerja tim. Kemampuan pemain lain pun bisa terpengaruh. 

Penampilan Salah bisa menggambarkan situasi Liverpool pada saat ini. Sebagai pelatih, Klopp sementara berada dalam titik aman, karena sebagian besar pemain berada dalam kondisi terbaik. Karena kondisi ini, Liverpool menjadi satu-satunya tim di Liga Inggris yang belum mencicipi kekalahan.

Namun, saat ada pemain penting yang cedera dan tidak dibarengi dengan pemain pengganti yang sepadan, sistem kerja tim bisa terpengaruh. Hal ini bisa terbaca pada musim 2020/21 lalu.

Lini belakang Liverpool harus berhadapan dengan masalah cedera. Tak ada pengganti yang sepadan dengan bek-bek yang tampil regular. 

Klopp memaksa lubang yang ditinggalkan dengan gelandang seperti Henderson dan Fabinho. Namun, sistem kerja itu tak berjalan baik. Jadinya, Liverpool gampang tumbang menghadapi tim-tim lain di Inggris dan Eropa.

Situasi di lini belakang terlihat mempengaruhi mentalitas, termasuk para pemain depan. Karenanya, saat lini belakang keropos, para pemain depan Liverpool juga menghadapi masa-masa sulit untuk menjebol gawang lawan.

Trio Mane, Salah, dan Firmino sempat tumpul di lini depan. Sama halnya, Diego Jota yang didatangkan musim lalu guna melengkapi trio ini.

Situasi berbeda pada musim ini. Liverpool kembali dilengkapi oleh para pemain yang sempat absen karena cedera. Van Dijk dan Matip di lini belakang kembali bermain penuh.

Ketika para pemain Liverpool berada dalam kondisi terbaik, penampilan tim juga berada dalam jalur konsistensi. Efeknya pada penampilan individual, seperti Salah.

Tak tanggung-tanggung, Salah sudah menyumbangkan 6 gol dan 3 assist di Liga Inggris dan 3 gol di Liga Champions. Totalnya, Salah sudah melahirkan 9 gol. Total gol ini bahkan melebihi trio yang dimiliki oleh PSG, Messi, Mbappe, dan Neymar yang hanya mengoleksi 6 gol.

Performa Salah pada musim ini menunjukkan gambaran konsistensi permainan Liverpool. Sistem kerja permainan Liverpool bekerja dengan baik karena umumnya para pemain berada dalam kondisi terbaik. 

Ya, ketika setiap pemain berada dalam kondisi terbaik, sistem kerja tim berjalan lancar. Salah hanyalah salah satu akibat dari sistem kerja tim yang berjalan baik.

Musim kompetesi masih panjang. Situasi bisa saja berbeda. Bergantung pada kondisi para pemain, terlebih para pemain penting yang tidak memiliki pengganti yang sepadan.

Begitu pula dengan performa Salah sejauh ini. Performa gemilangnya bisa saja berubah bergantung pada kondisi tim secara umumnya. Untuk saat ini, Moh Salah tampil gemilang dan ini menunjukkan konsistensi Liverpool.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun