Dua laga akhir pekan ini dari kompetesi Liga Inggris menarik untuk disimak. Laga antara Chelsea kontra Southampton dan Manchester United kontra Everton.
Kendati bukan laga besar, tetapi tim-tim seperti Southampton atau pun Everton kerap menjadi kuda hitam yang mengacaukan mentalitas tim-tim besar di Liga Inggris. Terbukti dengan apa yang dialami oleh MU yang ditahan Everton.
MU gagal pertahankan mentalitas pemenang. Pada tengah pekan lalu saat berjumpa Villareal di ajang Liga Champions, MU berhasil menunjukkan mentalitas pemenang laga.Â
Gol menit akhir dari Cristiano Ronaldo membuat MU bisa meraih poin penting.
Terlepas dari gol itu, MU berhasil menunjukkan mentalitas untuk memberikan energi penuh hingga akhir laga. Setiap menit tak boleh disia-siakan. Alhasil, Ronaldo berhasil merobek gawang Villareal dan sekaligus menghadirkan kemenangan 2-1 untuk MU.
Kemenangan itu dirayakan bersama. Ronaldo dirangkul bak pahlawan. Mentalitas MU terangkat, apabila menimbang situasi penampilan MU sebelum laga kontra Villareal.
Namun, mentalitas itu seolah terhapus hanya setelah tiga hari berlalu. MU gagal mengatasi permainan Everton di Old Trafford malam tadi (2/10). Keunggulan satu gol di babak ertama lewat A. Martial (menit 43) gagal digandakan pada babak kedua.
Padahal, secara umum MU menguasai jalannya pertandingan. Dominasi ini tak dibarengi efektivitas MU di depan gawang Everton. Malahan sebaliknya, Everton yang bermain efektif.
Tercatat hanya melepaskan 2 tembakan tepat sasaran ke gawang MU, termasuk salah satunya gol penyama kedudukan. Everton berhasil meladeni MU yang sementara menguatkan mentalitas tim.
Hasil imbang tentu bukan kabar yang menyenangkan bagi MU. Apalagi kalau tim-tim pesaing di Liga Inggris lainnya berhasil menjaga konsistensi.
Beberapa musim terakhir, juara Liga Inggris selalu ditentukan oleh konsistensi untuk meraih poin penuh.Â
Gagal bermain konsisten, peluang untuk meraih juara bisa saja melayang ke tim lainnya.
Oleh karena itu, MU tak hanya membangun mentalitas pemenang untuk laga-laga tertentu.Â
Di balik mentalitas itu, MU juga sekiranya membangun mentalitas untuk bermain pada level terbaik secara konsisten.Â
Mentalitas yang ditunjukan dalam laga kontra Villareal mestinya dipertahankan di setiap laga.
Karena kegagalan meraih kemenangan, MU masih duduk di tempat ke-3 klasemen sementara Liga Inggris.Â
Tentu saja, situasi ini masih berada dalam taraf aman apabila menimbang perjalanan kompetesi yang masih baru dimulai.
Kendati demikian, setiap laga mesti dimanfaatkan secara optimal. Hal ini sekiranya perlu dipelajari MU dari Chelsea.
Chelsea yang meraih dua kekalahan di dua laga terakhir berhasil kembali berjalan di jalur yang tepat. Pekan lalu, Man City akhirnya mengalahkan Chelsea-nya Thomas Tuchel.
Kekalahan yang sama juga terjadi ketika Chelsea bertandang ke Turin, markas Juventus. Juga, Chelsea menelan kekalahan 0-1 dari Juventus walau mendominasi laga.
Kekalahan-kekalahan itu tak membuat Chelsea patah arang. Malah, Chelsea berhasil menemukan mentalitas pemenang dalam laga kontra Southampton.
Ketika Southampton menyamai gol Chalobah di menit 61, Chelsea pun cepat-cepat meningkatkan intensitas serangan ke pertahanan Southampton. Alhasil, Chelsea berhasil unggul di menit-menit akhir laga lewat gol T. Werner (menit 84) dan B. Chilwell (menit 89).
Dalam laga ini, Tuchel berhasil melakukan sedikit rotasi. Pemain andalan seperti Jorginho, M. Mount, K. Havertz, A. Christensen, dan M. Alonso berada di bangkucadangan. Hanya M. Mount dan Jorginho yang kemudian dimasukan oleh Tuhcel pada babak ke-2.
Langkah rotasi pemain ini bisa memberikan keuntungan bagi Chelsea di setiap kompetesi yang dijalani dalam musim ini. Bahkan ini bisa mengangkat dan mempertahankan moral pemain.
Mentalitas Werner dan Chilwell bisa terangkat berkat gol yang dibuat oleh keduanya di babak kedua. Peluang untuk bermain bersama skuad utama pun makin terbuka.
Chilwell sebelumnya jarang diturunkan. Thomas Tuchel pun mengakui jika mentalitas pemain timnas Inggris itu agak jatuh karena tak pernah sekalipun dimainkan di Euro 2020 bersama timnas Inggris. Makanya, Tuchel perlahan-lahan coba mengembalikan mentalitas pada arah yang tepat.
Momennya sangat tepat. Chilwell berhasil mempersembahkan satu gol. Dengan itu, mentalitasnya pun bisa saja terangkat.
Kemenangan kontra Southampton menjadi kesempatan Chelsea untuk menjaga momentum berada di puncak klasemen.Â
Boleh dikatakan, Chelsea berhasil mengambil kesempatan saat tim seperti MU meraih hasil imbang.
Juga, Chelsea berhasil mengambil kesempatan saat Liverpool dan Man City akan bertemu pada pekan ini. Hasil pertemuan kedua tim bisa menentukan tempat di puncak klasemen Liga Inggris. Untuk sementara, Chelsea yang duduk di puncak klasemen.
Ya, selain konsistensi untuk meraih poin penuh, salah satu cara untuk bisa sukses adalah keberhasilan untuk mengambil kesempatan yang tepat. Chelsea mengambil kesempatan di waktu yang tepat untuk berada di puncak klasemen.
Setiap tim juga perlu memanfaatkan kesempatan. Chelsea membuktikannya.
Kemenangan Chelsea kontra Southampton menunjukkan bahwa pada saat tim-tim besar lainnya raih hasil imbang dan berhadapan satu sama lain, Chelsea tak menyiakan kesempatan untuk meraih kemenangan. Â
Kemenanga Chelsea kontra Southampton bisa menjadi salah satu faktor penentu dalam meraih trofi di akhir musim.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H