Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ketika Pergantian Ronald Koeman Bukan Jadi Solusi untuk Barcelona

2 Oktober 2021   17:58 Diperbarui: 3 Oktober 2021   01:00 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelatih Barcelona, Ronald Koeman seolah sedang duduk di kursi panas. Posisinya sebagai pelatih Barca dalam kondisi tak aman. Rumor pergantian mantan pelatih timnas Belanda ini mengencang kuat.

Sejauh ini, performa Barca tak meyakinkan. Puncaknya, ketika Barca kembali menelan kekalahan menyakitkan di Liga Champions saat bertandang ke markas Benfica.

Benfica seolah menabur garam yang menambah kepedihan pada Koeman. 3 gol tanpa balas bersarang ke gawang Ter Stegen. 3 gol ini hanyalah hasil dari permainan Barca yang sepertinya sudah kehilangan dayanya.

Permainan Tika-taka perlahan menjadi kabur. Koeman sendiri mengakui bahwa gaya itu sulit dibuat untuk saat ini karena dia tidak mempunyai para pemain yang memainkan gaya itu dengan sangat baik. Makanya, Koeman pun mencoba gaya berbeda.

Selain menerapkan beberapa formasi, Koeman juga berupaya memberikan sentuhan pada gaya permainan Barca. Namun, sentuhan itu masih belum berbuah hasil. Malahan, formasi 4-3-3 lebih berbuah baik daripada formasi seperti 3-5-2 atau pun yang diterapkan saat jumpa Benfica 3-4-1-2

Ya, di kandang Benfica, Barca gagal mencatatkan tembakan tepat sasar ke gawang. Duet striker, Memphis Depay dan Luuk de Jong, yang diharapkan bisa untuk mengakomodasi umpan-umpan silang tidak bisa menjawabi tantangan Koeman.

Karena kekalahan ini, situasi Koeman di kursi pelatih Barca memanas. Namun, sampai saat ini pemecatan Koeman belum terealisasi. Masih sebatas rumor. Manajemen Barca terlihat belum menemukan kata final.

Beberapa nama beredar seperti Xavi Hernades, Roberto Martinez dan bahkan Andrea Pirlo menjadi topik pembicaraan. Namun, manajeman Barca terlihat masih sangsi untuk memecat Koeman. Barangkali Barca masih ragu dengan para calon pengganti Koeman.

Ya, untuk mendatangkan pelatih mahal dengan segudang prestasi terlihat sulit. Kondisi keuangan masih menjadi salah satu persoalan yang menghantui Barca. Makanya, pilihan untuk mencari pelatih yang ramah kondisi keuangan klub menjadi opsi satu-satunya.

Namun, menilik para calon pengganti, terlihat Barca akan berhadapan dengan persoalan yang sama seperti yang dialami Koeman. Umumnya nama-nama yang beredar memiliki rekam jejak seperti Ronald Koeman sebelum melatih Barca.

Mereka masih minim dengan prestasi bersama dengan tim yang mereka latih. Ya, Koeman sebelum melatih Barca termasuk pelatih yang biasa-biasa saja. Tak ada prestasi yang menonjol. Sama halnya dengan nama-nama pengganti yang beredar sejauh ini.

Misalnya, Roberto Martinez yang masih belum bisa membawa Belgia yang dikategorikan dihuni oleh pemain generasi emas mencapai sukses di Eropa dan dunia. Belgia hanya terlihat sebagai kekuatan baru di Eropa, namun kekuatan itu belum sampai pada panggung juara seperti Piala Eropa dan Piala Dunia.

Xavi Hernandes diisukan karena kedekatannya dengan Barca. Belum lagi rekam jejak Xavi sewaktu permainan Tika-taka berjaya.

Xavi sukses di Qatar. Kendati demikian, kesuksesan itu tak menjamin kesuksesan yang sama di Barca. Persoalan di Barca tak hanya soal gaya bermain, tetapi situasi klub umumnya.

Apalagi Andrea Pirlo. Pirlo dipecat dari Juventus pada musim lalu. Barangkali Pirlo mempunyai ide yang jelas dalam membangun formasi permainan tim. Akan tetapi, hal itu bukanlah jawaban untuk Barca. Pasalnya, Koeman juga mempunyai ide baru, namun ide barunya sejauh ini masih mentok.

Dengan kata lain, pemecatan pelatih tak bisa menjadi solusi dari persoalan yang dihadapi oleh Barca. Persoalan yang terjadi bukan saja mengenai pelatih, tetapi para pemain secara umumnya.

Hemat saya, salah satu persoalan yang menyebabkan Barca terperosok karena perubahan pola permainan. Barca sudah dikenal dengan permainan Tika-taka. Permainan penguasaan bola dengan umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki.

Pola ini mulai menurun ketika para pemain seperti Xavi dan Andrea Iniesta pergi. Hanya beberapa nama yang tertinggal seperti Sergio Busquets, Pique, Alaba, dan Sergio Roberto.

Ketika Barca mencari pemain baru, kecenderungannya adalah mencari pemain yang lihai bermain bola dari kaki ke kaki. Atau yang kerap disebut cocok dengan DNA Barca. Tak jarang tarjadi, seorang pemain baru yang tiba ke Camp Nou dibandingkan dengan pemain sebelumnya.

Sistem kerja ini menjadi gagal ketika tim sudah didominasi oleh para pemain dari luar dan para pemain yang mempunyai karakter yang berbeda. Dominasi pemain akademi La Massia menipis.

Ketika pemain akademi juga bergabung ke tim senior, mereka berhadapan dengan situasi baru. Mau tidak mau, mereka harus beradaptasi dengan gaya pelatih atau pun para pemain yang bukan berasal dari akademi tim.  

Alhasil, permainan Tika-taka tak lagi cekatan seperti di era Pep Guardiola. Terlihat gampang terbaca dan cenderung hanya mendominasi permainan, namun kadang tidak dibarengi dengan hasil yang memuaskan.

Koeman mungkin membaca situasi ini. Permainan Tika-taka sangat sulit diterapkan karena Barca sudah dihuni oleh para pemain dari pelbagai klub dengan latar belakang berbeda. Makanya, Koeman mencoba arah baru.

Dalam lanjutan La Liga Spanyol pekan ini, Barca akan bertemu juara musim lalu, Atletico Madrid. Dalam catatan kepelatihan Koeman, Barca tampil kurang mayakinkan saat bermain dengan tim-tim kuat. Terlihat Barca lebih inferior dari tim-tim seperti Atletico dan Real Madrid di La Liga Spanyol.

Laga ini bisa menjadi penentuan nasib Koeman di Barca. Kekalahan bisa menjadi kata akhir Koeman di kursi pelatih. Sebaliknya, jika menang, napas Koeman bisa diperpanjang.

Pergantian Koeman pun tak serta merta membawa solusi. Situasi Barca tak hanya mengenai pelatih. Ini juga menyangkut gaya permainan yang sepertinya berada pada masa transisi. Situasi bisa berubah ketika Barca mendapatkan pelatih yang betul-betul membaca karakter tim dengan jeli.

Salam Bola  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun