Arsenal mengakhiri kompetesi musim 2020/21 lalu di posisi 8. Karena ini, Arsenal tidak berlaga di kompetesi Eropa, baik itu Liga Champions maupun Piala Eropa.
Tentu saja, ini merupakan situasi yang cukup menyakitkan untuk suporter Arsenal. Pasalnya, Arsenal termasuk tim yang langganan berlaga di kompetesi Eropa.
Semakin menyakitkan hati ketika Arsenal kalah pamor dengan Leicester City yang berada di posisi ke-5 dan West Ham di posisi ke-6. Dari sisi kompetesi, keberadaan Leicester dan West Ham di 6 besar merupakan hal yang positif. Kompetesi bukan dominasi klub-klub tertentu saja.Â
Namun, bagi Arsenal ini adalah situasi yang cukup memprihantinkan. Arsenal bukan lagi tim 6 besar, apalagi 4 besar. Ada penurunan status yang cukup mencemaskan bagi suporter. Â
Kendati demikian, Arsenal masih begitu sabar pada performa pelatih tim, Mikel Arteta. Tak ada kabar angin yang menunjukkan pada pemecatan pelatih asal Spanyol itu. Fakta sebaliknya, Arsenal masih tetap setia pada Arteta pada musim kompetesi 2021/22.
Kesabaran Arsenal ini patut diacungi jempol. Bisa saja Arsenal menilai bahwa proyek Arteta masih butuh waktu untuk membuahkan hasil yang positif.
Akan tetapi, kesabaran itu patut dipertanyakan ketika menimbang laga persahabatan Arsenal kontra Hibernian. Secara mengejutkan Arsenal kalah 1-2 dari Hibernian (14/7/21). Padahal, beberapa pemain inti seperti Alexandre Lacazette, Nicolas Pepe, dan Thomas Partey  bermain pada laga ini.
Arsenal mendominasi laga kontra Hibernian. Namun, persoalan lama tetap terjadi. Sering menguasai laga, Arsenal tidak akurat dalam membuat penyelesaian akhir.
Sama halnya dalam laga persahabatan saat berhadapan dengan tim yang diasuh oleh Steven Gerrard. Rangers. Arsenal menguasai bola 62 % dan melakukan banyak operan 598 sementara Rangers hanya 379.
Namun, Arsenal malah ditahan imbang 2-2 oleh Rangers. Dengan ini, penguasaan bola ala Arsenal tidak efektif karena Arsenal malah bobol 2 gol oleh Rangers.