Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kegagalan Inggris di Euro 2020 dan Keberhasilan Thomas Tuchel

13 Juli 2021   07:39 Diperbarui: 13 Juli 2021   07:42 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inggris gagal raih juara Euro 2020 setelah kalah adu penalti dengan Italia (12/7/21). Sumber foto: CARL RECINE/POOL PHOTO VIA AP via Kompas.com

Kegagalan Timnas Inggris meraih trofi Euro 2020 meninggalkan luka yang cukup mendalam. Striker dan sekaligus kapten timnas, Harry Kane mengakui bahwa kegagalan itu akan menghantui tim Inggris untuk beberapa waktu ke depan.

Kegagalan yang cukup dramatis. Inggris sudah unggul sejak menit awal, namun semangat Italia untuk mengejar ketertinggalan sangat sulit dibendung. Alhasil, gol penyama kedudukan pun tiba dan gol itu menjadi jalan ke drama adu penalti.

Pendek kisah, Italia berhasil menang lewat adu penalti. Sementara Inggris harus dibaluti oleh tangisan bercampur kekecewaan dan kemarahan di rumah sendiri.

Para penandang penalti seperti Buyako Saka, Marcus Rahsford, dan Jadon Sancho menjadi bulan-bulanan publik. Mereka dikritik karena gagal menunaikan tugas mereka. Sayangnya, tak sedikit orang yang mengeluarkan kata-kata berbau rasis.

Pelatih Inggris, Gareth Southgate juga menjadi sorotan atas seleksinya pada penendang penalti di laga krusial. Southgate dipandang keliru karena memilih pemain muda dan mengabaikan beberapa pemain senior yang lebih siap untuk menjadi penendang penalti.

Barangkali situasi berbeda kalau Inggris yang juara. Pastinya pilihan Southgate diapresiasi dan para pemain akan dipuji setinggi langit.

Makanya, luapan kekecewaan dan kemarahan karena gagal di final adalah ekspresi yang cukup normal. Apalagi kalau Inggris sudah optimis di awal laga, di mana timnya akan meraih trofi kontra Italia.

Sebenarnya ada alasan bagi timnas Inggris untuk berbangga dan berharap. Berbangga karena Inggris bisa berbicara banyak di Euro 2020.

Secara umum, Inggris tampil solid. Southgate berhasil membangun sebuah tim kokoh.

Tak tanggung-tanggung, tak ada gol yang tercipta lewat serangan langsung ke gawang Inggris. 2 gol ke gawang Inggris terjadi lewat eksekusi bola-bola mati, yakni lewat tendangan bebas dan kemelut karena tendangan sudut.

Performa ini bisa menjadi bekal bagi Inggris menghadapi Piala Dunia 2022 di Qatar. Tahun depan.

Pasalnya, para pemain Inggris umumnya masih muda. Mereka ini bisa dijadikan tulang punggung untuk membawa Inggris pada kesuksesan di Piala Dunia 2022.

Lebih jauh, Inggris tak perlu terbenam pada kekecewaan. Kegagalan yang terjadi kerap menghantui siapa saja.

Tak jarang terjadi ketika kegagalan seperti itu malah menjadi pelajaran saat berhadapan dengan situasi yang sama di waktu yang akan datang.

Ambil contoh, Thomas Tuhcel. Thomas Tuchel menjadi salah satu aktor penting di balik keberhasilan Chelsea meraih trofi Liga Champions musim 2020/21.

Hanya butuh waktu 6 bulan, Tuchel mengangkat dan mengembalikan mentalitas para pemain Chelsea.

Terlepas dari pencapaian di Chelsea, beberapa bulan sebelum mendarat ke Chelsea Tuchel menghadapi kegagalan dengan Paris Saint Germain. Tuchel gagal membawa PSG meraih juara final Liga Champions kontra Bayern Munchen. Hanya kalah dengan skor tipis 0-1.

Kendati tidak dipecat karena kegagalan di Liga Champions, Tuchel menghadapi masa-masa sulit di awal musim 2020/21. Hingga manajemen klub PSG memutuskan untuk memecat pelatih asal Jerman ini.

Dipecat menjadi konsekuensi yang harus diterima oleh seorang pelatih. Akan tetapi, nasib baik menghampiri Tuchel setelah Chelsea mengontraknya menjadi pelatih.

Tak butuh lama bagi Tuhcel memberi pengaruh di Chelsea. Pengaruh itu berbuah positif ketika Chelsea berhasil merebut trofi Liga Champions.

Setahun setelah Tuchel kecewa karena gagal meraih trofi Liga Champion di PSG, Tuchel malah berhasil meraih trofi Liga Champions di Chelsea. Nasib yang sungguh di luar perkiraan.

Setahun lagi, Inggris akan berhadapan dengan Piala Dunia. Kegagalan di Euro 2020 bisa menjadi pelajaran sekaligus motor untuk meraih kesuksesan di Piala Dunia 2022.

Maka dari itu, tinggal dalam kekecewaan yang disertai celaan untuk para pemain bukanlah solusi. Solusi terbaik saat ini adalah bagaimana untuk maju terus dan siap menghadapi tantangan baru, termasuk Piala Dunia 2022.

Salam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun