Tim nasional Inggris berhasil mengalahkan Kroasia (1-0) di stadion Wembley (13/6/21). Gol tunggal yang dicetak dari kaki Raheem Sterling sudah cukup mengamankan tiga poin penting untuk Inggris di Grup D Piala Eropa.Â
Melawan Kroasia bukanlah laga yang dianggap enteng. Kroasia kerap menjadi kuda hitam di setiap kompetesi internasional, baik itu Piala Eropa maupun Piala Dunia.Â
Inggris berhasil keluar dari situasi rumit yang kerap diciptakan oleh Krosia dalam kompetesi Internasional. Â Malahan sebaliknya, Luca Modric dan kawan-kawan cenderung tampil pasif.Â
Inggris lebih tampil dominan sepanjang laga. Tercatat Inggris menguasi 52 persen dari laga yang berlangsung.Â
Dominasi Inggris sepanjang laga ini menunjukkan bahwa Gareth Southgate sungguh-sungguh mempersiapkan timnya untuk bisa berperforma baik kontra Kroasia. Ini pun bisa membahasakan kesiapan Inggris untuk meraih trofi Piala Eropa.Â
Tiga hal positif yang ditampilkan timnas Inggris dalam laga kontra Kroasia.
Pertama, Kesabaran Para Pemain Inggris
Inggris tampil dominan, namun harus berhadapan dengan tembok solid Kroasia. Berhadapan dengan kesolidan Krosia, Inggris tampil cukup sabar.Â
Perlahan-lahan para pemain Inggris berupaya menembus lini belakang Kroasia. Akan tetapi, upaya itu selalu mentok di lini belakang Kroasia. Kroasia sendiri lebih memilih untuk melakukan serangan balik ketika berhasil merebut bola dari Inggris.
Kendati demikian, timnas Inggris tampil begitu sabar menghadapi taktik Kroasia. Tidak terpancing oleh kesolidan lini belakang dan serangan balik yang dilakukan oleh Modric dan kawan-kawannya. Juga, para pemain timnas Inggris tampil tenang. Tidak terlihat stress atau pun frustrasi karena sulit menembus barisan Kroasia.Â
Kesabaran ini berbuah hasil. Lini Kroasia yang tampil ketat di babak pertama akhirnya lengah juga di babak kedua. Sterling berhasil memanfaatkan umpan pendek dari Kalvin Phillips. Phillips pun mencatat assist pertama dalam karirnya sebagai pemain timnas Inggris.Â
Gol itu tercipta ketika timnas Inggris begitu sabar mencari peluang. Kesabaran itu juga nampak ketika timnas Inggris tidak terpancing pada pola permainan Kroasia yang cenderung bertahan dan melakukan serangan balik.Â
Boleh jadi, kesabaran ini akan menjadi salah satu kunci bagi Inggris untuk bisa berbicara banyak di Piala Eropa tahun ini.Â
Kedua, Kesolidan dan Kepercayaan Diri Lini Belakang.Â
Lini belakang timnas Inggris tampil solid. Kyle Walker, John Stones, Tyrone Mings, dan Kieran Trippier tampil solid menghalau serangan balik dari Krosia.Â
Tak hanya itu, Southgate berhasil menginstruksikan para pemain tengah untuk ikut membantu lini belakang. Ketika para pemain Krosia menguasai bola, para gelandang timnas Inggris ikut membantu lini belakang.Â
Tak heran, beberapa kali pemain seperti Sterling dan Mount harus turun ke lini belakang untuk mengatur serangan sekaligus menahan menghalau serangan Kroasia. Kerja sama antara tiap lini ini menambah kesolidan lini belakang. Â
Kesolidan lini belakang menjadi lengkap ketika para pemain tampil percaya diri dalam memainkan bola dari kaki ke kaki. Tipe tika-taka agak nampak ketika  Jordan Pickford, kiper timnas juga ikut berani memainkan bola dari kaki ke kaki bersama dengan para pemain belakang.
Kepercayaan diri ini sangatlah penting. Ini juga salah satu catatan positif yang ditunjukkan oleh para pemain timnas Inggris sepanjang laga kontra Kroasia. Â
Ketiga, Pemilihan Pemain A la Southgate. Â
Timnas Inggris selalu bertabur talenta. Namun, Southgate tidak memilih pemain berdasarkan nama besar. Duo pemain muda, P. Foden dan M. Mount dipercayakan untuk berada di barisan depan.Â
Tentu saja, pemilihan keduanya tak lepas dari kontribusi mereka di level klub. Jadon Sancho dan Marcus Rashfrord harus menepi. Bersyukur Rashford diturunkan di babak kedua.Â
Belum lagi keberanian Southgate untuk menggantikan Harry Kane dengan pemain muda Jude Bellingham (17 tahun). Bellingham pun tercatat sebagai pemain termuda dalam sejarah kompetesi Piala Eropa.Â
Pergantian ini cukup berani. Tanpa mengenyampingkan kontribusi Bellingham di Dortmund, situasi Inggris belum aman. Skor 1-0 belum berada pada titik aman. Mengganti dengan pemain senior lebih dipandang sebagai opsi yang bijak. Misalnya, memilih Jadon Sancho rekan seklubnya di Dortmund.Â
Akan tetapi, Southgate berani untuk memilih pemain. Keberanian ini bisa berdasarkan pada pertimbangan pelatih melihat kesiapan dan kepantasan pemain untuk tampil bagi timnas. Kepercayaan itu Southgate itu pun dibayar oleh para pemain.
Selain meraih hasil positif, para pemain tampil percaya diri, solid untuk menjaga posisi, dan percaya diri untuk membangun permainan. Hasil 1-0 kontra tim seperti Krosia sudah cukup menandakan bahwa timnas Inggris bisa berbicara banyak di Piala Eropa.
Salam BolaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H