Boleh jadi, kesabaran ini akan menjadi salah satu kunci bagi Inggris untuk bisa berbicara banyak di Piala Eropa tahun ini.Â
Kedua, Kesolidan dan Kepercayaan Diri Lini Belakang.Â
Lini belakang timnas Inggris tampil solid. Kyle Walker, John Stones, Tyrone Mings, dan Kieran Trippier tampil solid menghalau serangan balik dari Krosia.Â
Tak hanya itu, Southgate berhasil menginstruksikan para pemain tengah untuk ikut membantu lini belakang. Ketika para pemain Krosia menguasai bola, para gelandang timnas Inggris ikut membantu lini belakang.Â
Tak heran, beberapa kali pemain seperti Sterling dan Mount harus turun ke lini belakang untuk mengatur serangan sekaligus menahan menghalau serangan Kroasia. Kerja sama antara tiap lini ini menambah kesolidan lini belakang. Â
Kesolidan lini belakang menjadi lengkap ketika para pemain tampil percaya diri dalam memainkan bola dari kaki ke kaki. Tipe tika-taka agak nampak ketika  Jordan Pickford, kiper timnas juga ikut berani memainkan bola dari kaki ke kaki bersama dengan para pemain belakang.
Kepercayaan diri ini sangatlah penting. Ini juga salah satu catatan positif yang ditunjukkan oleh para pemain timnas Inggris sepanjang laga kontra Kroasia. Â
Ketiga, Pemilihan Pemain A la Southgate. Â
Timnas Inggris selalu bertabur talenta. Namun, Southgate tidak memilih pemain berdasarkan nama besar. Duo pemain muda, P. Foden dan M. Mount dipercayakan untuk berada di barisan depan.Â
Tentu saja, pemilihan keduanya tak lepas dari kontribusi mereka di level klub. Jadon Sancho dan Marcus Rashfrord harus menepi. Bersyukur Rashford diturunkan di babak kedua.Â
Belum lagi keberanian Southgate untuk menggantikan Harry Kane dengan pemain muda Jude Bellingham (17 tahun). Bellingham pun tercatat sebagai pemain termuda dalam sejarah kompetesi Piala Eropa.Â
Pergantian ini cukup berani. Tanpa mengenyampingkan kontribusi Bellingham di Dortmund, situasi Inggris belum aman. Skor 1-0 belum berada pada titik aman. Mengganti dengan pemain senior lebih dipandang sebagai opsi yang bijak. Misalnya, memilih Jadon Sancho rekan seklubnya di Dortmund.Â
Akan tetapi, Southgate berani untuk memilih pemain. Keberanian ini bisa berdasarkan pada pertimbangan pelatih melihat kesiapan dan kepantasan pemain untuk tampil bagi timnas. Kepercayaan itu Southgate itu pun dibayar oleh para pemain.