Klub Liga Spanyol, Barcelona nampak aktif merekrut pemain setelah musim 2020/21 berakhir. Total 3 pemain yang sudah masuk ruang ganti Camp Nou. Sergio Aguero, Eric Garcia, dan Emerson.
Seharusnya, Wijnaldum mendarat ke Camp Nou setelah mengakhiri kontraknya di Liverpool. Akan tetapi, Paris Saint Germain berhasil membajak Wijnaldum di tengah negosiasi antara dirinya dengan Barca.Â
Target yang tertinggal saat ini adalah Memphis Depay. Statusnya juga bebas transfer dari Lyon. Harapannya, Depay tidak akan mengikuti nasib Wijnaldum.
Bisa jadi, Barca tidak menutup pintu hanya mendatangkan nama-nama ini. Hal ini sangat bergantung pada rencana Ronald Koeman untuk musim ke-2nya sekaligus posisi di tim yang masih timpang.
Di balik kedatangan para wajah baru, Barca juga harus siap-siap diri untuk melepaskan beberapa pemain yang tidak berkontribusi banyak untuk tim. Apalagi yang bergaji tinggi.Â
Upaya masif Barca dalam hal merekrut pemain baru untuk musim depan merupakan bagian dari proyek presiden baru, Joan Laporta. Menariknya, Joan Laporta tidak tunduk pada keinginan agen pemain.
Berbeda dengan pendahulunya, Joseph Maria Bartomeu yang tak ragu mendatangkan pemain berharga mahal dan memberikan gaji fantastis.Â
Kali ini, para pemain yang mau bergabung mesti tunduk pada aturan yang dikomandai oleh Laporta. Tak ayal, Sergio Aguero harus menerima kenyataan kalau pendapatannya turun dari apa yang diperolehnya di Manchester City.
Langkah Joan Laporta ini terbilang tepat. Di tengah ketidakstabilan keuangan klub, Barca harus bijak dalam hal belanja pemain dan pengaturan pendapatan yang mereka terima. Tujuannya agar klub tidak terbebankan oleh pendapatan klub.Â
Ada salah satu hal yang keliru dari soal transfer pemain di Barca beberapa musim terakhir. Kekeliruan itu nampak ketika klub cenderung mencari seorang pemain yang mempunyai gaya bermain dan performa seperti para pemain terdahulu.
Barca pernah memiliki generasi pemain hebat. Ada yang hengkang ke klub lain dan ada pula yang pensiun.Â
Saat mereka pergi, Barca harus mengisi dengan pemain baru. Persoalannya, ketika Barca kerap berpikir pemain baru harus serupa dengan pemain yang telah pergi.Â
Ya, ketika seorang pemain baru datang, pemain itu akan dibandingkan dengan pemain sebelumnya. Perbandingan itu bisa menimbulkan beban. Akibatnya, ketika si pemain gagal memenuhi ekspetasi klub dan mengikuti jejak pemain terdahulu, pemain itu harus siap angkat kaki.Â
Dampak lainnya juga soal penampilan pemain baru di lapangan. Pemain seolah terperangkap di antara bayang-bayang pemain terdahulu.Â
Misalnya, upaya Barcelona mengganti peran Dani Alves di sisi bek kanan selama ini. Selepas kepergian Alves, Barca berupaya mencari pemain yang serupa Alves.Â
Paling tidak, pemain yang tidak hanya bertahan, tetapi mempunyai kontribusi di lini serang dan lihai memberikan umpan yang berbuah goal. Akan tetapi, pemain yang datang tidak memenuhi kriteria ini.Â
Sergio Roberto, yang sejatinya berposisi sebagai gelandang ditempatkan di sisi kanan, namun gagal memainkan peran yang pernah dimainkan Alves.Â
Musim lalu Barca mendatangkan S. Dest dari Ajax. Pemain muda berkebangsaan Amerika Serikat itu tampil cukup baik. Apalagi, Dest kerap membantu serangan dari sisi kanan, namun masih minim assist.Â
Masih terlalu dini untuk mengukur kinerja Dest. Akan tetapi, Dest terbilang pemain bek kanan yang juga aktif membantu serangan dari sisi kanan, sebagaimana yang dilakukan oleh Alba di sisi kiri.Â
Ronald Koeman juga tak ragu untuk kerap memainkan Dest, apalagi kalau memainkan formasi 3-5-2. Karena ini, tak sedikit pula yang menilai bahwa Dest adalah sosok yang dicari untuk menggantikan peran Alves.Â
Pandangan seperti ini kerap menjadikan para pemain baru bisa tidak bebas. Mereka terbebani oleh pemain terdahulu.Â
Jadinya, mereka didatangkan bukan hanya untuk mengisi kekosongan, tetapi untuk menyamai atau bahkan melampui performa pemain terdahulu.
Barca kerap mencari pemain yang cocok dengan gaya permainan klub. Juga, cenderung mencari pemain yang performa identik dengan para pemain terdahulu.Â
Menjadi sulit ketika pandangan itu menimbulkan beban dan bukannya membantu seorang pemain untuk mengeluarkan kualitas terbaiknya.
Griezmann dan Ousmane Dambele direkrut untuk menutup lubang yang ditinggalkan Neymar ke PSG. Namun, keduanya terlihat gagal untuk mengisi lubang tersebut.Â
Bukan semata-mata karena kualitas keduanya, tetapi karena harapan klub dan suporter yang tinggi. Tak heran, keduanya kerap diejek dan diisukan untuk pergi.Â
Akan menjadi lebih sulit ketika Lionel Messi pergi dari Barca. Barca akan sulit untuk menemukan penggantinya. Maka dari itu, Barca harus segera meninggalkan kebiasaan mencari pemain yang identik dengan pemain terdahulu, tetapi lebih mencari pemain yang sesuai dengan taktik pelatih.Â
SalamÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H