Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Italia Kurang Difavoritkan tetapi Tetap Perlu Diwaspadai

5 Juni 2021   11:02 Diperbarui: 5 Juni 2021   18:46 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerang Timnas Italia, Ciro Immobile, merayakan golnya pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 kontra Irlandia Utara di Stadion Ennio-Tardini, Parma, pada 25 Maret 2021.(AFP/MARCO BERTORELLO via Kompas.com)

Beberapa tahun terakhir ini sangat sulit untuk melihat pemain Italia yang menonjol di daratan Eropa. Berbeda di tahun 1990-an, di mana Italia terkenal sebagai negara penyuplai para pemain berbakat di Eropa.

Reputasi para pemain Italia tak terlalu mencuat. Malahan, Belgia yang kualitasnya berada jauh di bawah Italia di tahun 1990-an menjadi salah satu tim pensuplai pemain berbakat saat ini.

Bahkan Belgia dinilai sebagai calon kuat juara Piala Eropa 2020. Karena ini pula, tak sedikit pihak yang memandang sebelah mata Italia di pentas Piala Eropa 2020.

Ketika seorang teman mengirimkan jadwal Piala Eropa 2020 di salah satu grup medsos, tak ada seorang yang menyebut Italia sebagai calon juara.

Tim yang muncul sebagai jagoan Piala Eropa 2020 ialah Perancis, Inggris, Portugal, dan Belgia. Italia tidak terlalu difavoritkan.

Barangkali ini merupakan pandangan umum. Apalagi kalau mengingat rekam jejak Italia saat gagal melaju ke Piala Dunia 2018. Tiga tahun silam.

Karena kegagalan ini, Italia memecat Gian Piero Ventura. Timnas Italia merekrut Roberto Mancini. Mantan pelatih Man City ini perlahan-lahan mengubah performa Italia. Hingga kegagalan di Piala Dunia 2018 tak terulang di Piala Eropa.

Mancini terbilang sukses mengubah performa Italia. Tidak adalah olahraga jantung bagi suporter Italia di babak kualifikasi. Malah yang muncul adalah rasa optimisme pada penampilan Italia di tangan Roberto Mancini.  

Tak tanggung-tanggung, rata-tara kemenangan yang diraih Italia selama diasuh Roberto Mancini adalah 70 persen. Italia berhasil memenangkan 21 laga dari 30 laga yang dilakonkan.

Jalan ke piala Eropa terbilang mulus. Italia termasuk tim yang dinyatakan lolos lebih awal ke Piala Eropa 2020.  

Oleh sebab itu, catatan positif di bawah asuhan Mancini pun bisa membuat tim-tim lain harus tetap mewaspadai Italia.

Jorginho dan Marco Veratti akan menjadi andalan Mancini di lini tengah. Dua pemain ini mempunyai pengaruh penting di klub yang mereka bela.

Sementara itu, Giorgi Chiellini dan Leonardo Bonucci yang berstatuskan pemain senior di timnas akan menjaga area pertahanan Italia. Faktor usia bisa menjadi keraguan saat berhadapan dengan para pemain depan yang cepat, energik, dan berusia muda.

Insigne dan Immobile menjadi andalan depan Italia di Piala Eropa 2020. Sumber foto: Getty Images via Goal.com
Insigne dan Immobile menjadi andalan depan Italia di Piala Eropa 2020. Sumber foto: Getty Images via Goal.com
Akan tetapi, situasi berubah kalau Italia mengedepankan taktik Catenaccio. Taktik sistem grendel, di mana, Italia mengedepankan pertahanan yang kokoh dan kuat dalam menghalau serangan lawan sembari menanti serangan balik. 

Sementara di lini depan Mancini masih mengharapkan Insigne, Ciro Immobile atau Andrea Belotti. Kemungkinan besar Immobile menjadi pilihan sebagai striker utama. Tantangan bagi Immobile karena jarang bermain di tingkat Eropa bersama Lazio. Jadi tidak familiar saat berhadapan dengan tim-tim dari negara-negara lain. 

Ini akan menjadi tantangan serius bagi Mancini dalam mengeluarkan kemampuan terbaik Immobile dan para pemain lain yang tidak mempunyai jam terbang tinggi bersama klub yang mereka bela. 

Sisi positifnya, Mancini mempunyai salah satu kiper berkelas. Posisi Donnarumma sulit digoyang.

Donnarumma akan menguji performanya di bawah mistar gawang Italia sebagai kesempatan untuk membuktikkan kualitasnya di hadapan klub-klub Eropa.

Harapannya, situasi ketidakjelasan nasib Donnarumma di AC Milan tidak memengaruhi penampilan di Italia. Sebaliknya, itu menjadi motor yang bisa menarik tim-tim di Eropa untuk mendapatkan tanda tangannya.

Italia berada segrup dengan Wales, Turki dan Swiss. Di atas kertas, Italia bisa keluar sebagai juara grup. Kendati demikian, Italia tetap tidak boleh menganggap enteng lawan.

Laga di kualifikasi seperti menjadi pemanasan apabila berada di grup gampang. Pasalnya, para pemain bisa beradaptasi dengan atmosfir kompetesi. Pengalaman di kualifikasi itu bisa menjadi bekal untuk menghadapi babak hidup mati.

Barangkali Italia tak terlalu dijagokan untuk meraih trofi Piala Eropa. Dari komposisi skuad, Italia tidak mempunyai skuad sekomplit yang dimiliki oleh Perancis, Belgia, atau pun Portugal.

Italia juga masih mengharapkan para pemain senior yang sudah berada di atas 30-an tahun. Meskipun demikian, sepak bola adalah permainan kolektif.

Di bawah asuhan Mancini, kolektifitas Italia terbangun dengan baik. Bayang-bayang kegagalan tidak tembus Piala Dunia 2018 seolah lenyap dengan performa apik selama babak kualifikasi masuk Piala Eropa 2020.

Maka dari itu, tak ada salahnya negara-negara lain harus tetap mewaspadai Italia. Barangkali Piala Eropa 2020 ini menjadi momen kebangkitan Italia di mata pencinta sepak bola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun