Hasilnya tidak terlalu buruk. Akan tetapi, tanpa gelar untuk klub sebesar Real Madrid merupakan kabar yang kurang sedap.Â
Barangkali klub membutuhkan prestasi. Akan tetapi, apa yang diharapkan itu tidak dibarengi dengan dukungan yang setimpal. Jadinya, Zidane seolah berjuang dengan tangan kosong. Â
Kegagalan Real Madrid pada musim ini merupakan kulminasi dari kebijakan klub pada awal musim. Sebagaimana yang ditulis Zidane dalam surat terbukanya bahwa dia tidak mendapat privelese sebagai seorang pelatih. Privelese itu berupa ruang bebas untuk memilih dan mendatangkan pemain yang sesuai dengan taktiknya. Â
Zidane mengungkapkan alasan di balik kepergiannya dari Real Madrid. Surat terbuka Zidane itu merupakan luapan rasa kecewa.Â
Ungkapan kekecewaannya seolah membangun perang dingin dengan Real Madrid. Tentu saja, ini tidak menguntungkan pada hubungan kedua belah pihak.
Kendati demikian, status legenda klub sangat sulit dihapus dari diri Zidane. Zidane tidak membangun perang dingin dengan klub yang telah membesarkan namanya, tetapi kepada orang-orang yang mengatur dan mengoperasikan klub. Maka, tidak boleh heran ketika suatu saat Zidane kembali lagi ke Real Madrid di kala orang-orang yang duduk di manajemen Real Madrid sudah pergi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H