Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pep Guardiola Mainkan Strategi Nekat, tetapi Jadi Batu Sandungan

30 Mei 2021   13:58 Diperbarui: 30 Mei 2021   14:07 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengimbangkan peran atau pun mematikan peran Kante harus menjadi salah satu tugas dan strategi Man City. Namun, Man City lebih memilih untuk menempatkan banyak gelandang serang. Taktiknya tidak berjalan dengan baik. 

Kante bergerak leluasa di area tengah. Tak ayal, pemain timnas ini menjadi pemain terbaik untuk tiga laga berturut-turut di Liga Champions. 

Seharusnya, Man City sudah tahu pengaruh dan peran Kante bagi Chelsea. Pada dua semifinal kontra Real Madrid, Kante menjadi pemain yang mendominasi lini tengah Chelsea. Bahkan para gelandang dan bek Real Madrid harus tunduk pada dominasi Kante di lini pertahanan. 

Menempatkan Fernandinho atau Rodri bisa menjadi pilihan untuk meredam pengaruh Kante. Akan tetapi, Guardiola lebih memilih untuk menempatkan banyak gelandang serang. 

Guardiola terlihat ingin menguasai lini tengah sembari menciptakan serangan demi serangan ke lini pertahanan Chelsea. Namun, kekuatan para gelandang Chelsea harus tunduk di bawah Havertz, Kante dan Mason Mount.

Herannya, selama musim 2020/21 di mana Man City memainkan 60 laga, Pep hanya sekali memainkan laga tanpa kehadiran Rodri dan Fernandinho sebagai gelandang bertahan. Laga itu terjadi ketika Man City menang kontra Olympicos di bulan November lalu (Goal.com 30/5/21).

Kendati demikian, Guardiola tetap mempertahankan keputusannya. Baginya, Gundongan adalah pemain yang cocok untuk mengisi posisi yang ditinggalkan gelandang bertahan. 

Namun, keputusan ini berbuah petaka. Satu-satunya gol yang tercipta lewat ketiadaan gelandang bertahan untuk melindungi area pertahanan dari umpan terobosan pemain Chelsea. 

Melihat proses gol yang dibuat Chelsea, barangkali Man City kecewa dengan keputusan Guardiola. Guardiola berani dan nekat membuat taktik yang cukup riskan di partai puncak seperti Liga Champions. 

Penyesalan tidak akan menyelesaikan masalah. Yang tertinggal adalah upaya Man City untuk belajar dari apa yang telah terjadi dari laga partai final di Portu. 

Bagaimana pun, ini adalah final pertama Man City di Liga Champions.  Dengan skuad yang dimiliki oleh Man City, final kedua bisa saja terjadi di musim-musim yang akan datang. 

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun