Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hari Raya Makin Bermakna, Antara Pakaian Lama dan Pakaian Baru

8 Mei 2021   20:34 Diperbarui: 8 Mei 2021   20:45 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Rachel Claire via Pexels.com

Salah satu warna dari merayakan hari raya keagamaan seperti ramadan adalah aspek konsumsi masyarakat. Tingkat belanja meningkat tajam. Salah satu target yang biasanya diburu adalah pakaian.

Tak heran, pasar, mall, dan toko dipenuhi oleh masyarakat. Banyak orang seolah berlomba mencari pakaian yang terasa cocok untuk dikenakan pada hari raya.

Memburu pakaian pun biasanya mengedepankan tren yang sementara bergulir di tengah masyarakat. Tak sekadar membeli pakaian baru, tetapi paling tidak pakaian yang dibeli itu sesuai dengan tren.

Dengan ini, pakaian yang sesuai dengan tren tidak akan membuat seseorang merasa minder saat berada bersama teman atau orang lain. Malahan seseorang semakin percaya diri untuk tampil di depan orang lain.

Harapannya saja, tidak ada kecenderungan hanya untuk menonjolkan model pakaian baru, dan mengesampingkan makna dari hari raya itu sendiri. Makna hari raya Idul Fitri tetap dikedepankan daripada segala materi yang ada. Prinsipnya, materi hanyalah faktor penunjang bagi kita memaknai hari raya. Termasuk mengenakan pakaian baru pada hari raya Idul Fitri.

Pakaian baru selalu menjadi warna yang nampak hadir di tempat ibadah atau pun dalam kumpul berkeluarga. Pakaian yang dibeli karena hari raya, dan bisa saja tidak dipakai lagi pada hari raya untuk tahun berikutnya.  

Lantas, apakah harus untuk membeli baju baru setiap hari raya?

Soal membeli atau tidak, itu merupakan hak siapa saja. Namun, perlu pertimbangan yang matang agar aspek konsumsi ini tidak membebankan dan melupakan makna dari hari raya.

Apalagi di tengah masa pandemi seperti saat sekarang ini. Tak sedikit keluarga yang kehilangan sumber pendapatan. Gaji ikut terpotong. Bahkan beberapa orang tidak mendapatkan tunjangan hari raya seperti tahun-tahun sebelumnya.

Berhadapan dengan situasi seperti ini, manajamen anggaran cukup penting. Termasuk dalam hal mengatur anggaran pada hari raya.  

Pengaturan anggaran selama hari raya itu menyangkut soal belanja pakaian. Kalau memang belanja baju tidaklah terlalu penting, lebih baik ditanggukan sampai situasi kembali normal.

Daripada terjadi beban hanya karena anggaran pakaian baru, lebih baik mencari pos lain yang lebih penting dan membantu kita dalam memaknai hari raya.

Juga, pakaian hanyalah nilai tambahan dari hari raya. Itu tidak akan pernah menjadi ukuran satu-satunya yang membuat hari raya kian bermakna. Yang paling penting adalah disposisi batin dalam menjalani hari raya, kendati kita mengenakan pakaian lama.

Ya, membeli baju baru bukanlah prioritas utama dalam sebuah perayaan. Masih banyak prioritas yang bisa dibuat agar hari raya menjadi bermakna.

Misalnya, uang yang dipakai untuk membeli pakaian baru ditabung atau juga dijadikan sedekah kepada orang-orang yang sangat berkekurangan. Jauh lebih bermakna ketika pakaian baru diganti dengan aksi amal.

Kalau ini yang terjadi, pemaknaan hari raya melampaui dari harga pakaian baru yang dibeli setiap hari raya. Juga, ini bisa membuat kita yang mengenakan pakaian lama menjadi berharga di mata Allah.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun