Tiga musim lalu, Man City selalu kandas dengan sangat menyakitkan. Konon, musim ini bisa menjadi musim terakhir Pep di Man City apabila gagal mempersembahkan titel Liga Champions.
Hasil laga dari PSG memberikan harapan. Harapan untuk meraih trofi Liga Champions terlihat terbuka lebar. Kendati demikian, secara umum Man City belum aman.Â
Walau Man City sudah unggul di leg 1, laga pada leg ke 2 tak boleh dipandang sebelah mata. Pep harus tetap mendorong para pemainnya agar tampil optimal saat menjamu PSG di Etihad.
Prinsipnya, segala sesuatu masih bisa terjadi. PSG bisa saja mengubah keadaan.
Apalagi kalau taktik Pep tidak berjalan sesuai kenyataan. Ya, kadang kala Pep mengubah taktik yang berada di luar jangkauan lawan. Akan tetapi, tak jarang taktiknya itu menjadi batu sandungan bagi timnya.
Taktik yang dimainkan di PSG harus tetap dipertahankan. Dominasi tim tidak boleh dihilangkan. Bahkan, Man City mesti tampil lebih mendominasi karena bermain di rumah sendiri walau tanpa kehadiran penonton.
Melihat hasil yang diraih timnya, Pep pun sadar bahwa pintu ke partai final belum terbuka lebar untuk pasukannya. Masih ada 90 menit.
Kalau timnya tidak percaya diri dan menunjukkan karakternya seperti di leg 1, PSG bisa saja mengubah kedudukan. Pep juga mengakui jika PSG mempunyai kualitas untuk mengubah keadaan di Etihad (Washinton Post.com 29/4/21)
Kesadaran Pep ini bisa menjadi jaminan kalau Man City tidak boleh bermain karena merasa sudah nyaman. Kewaspadaan tetap dipupuk di benak para pemain. 90 menit bisa menjadi kesempatan bagi PSG untuk membalikkan keadaan kalau Man City tidak berwaspada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H