Titel The Special One melekat kuat dengan mantan pelatih Chelsea dan Manchester United ini. Titel ini semakin genap ketika Mou berhasil mengantarkan Inter Milan meraih trebel dan meruntuhkan dominasi Pep Guardiola di Barcelona sewaktu Mou melatih Real Madrid. Berbekal segudang pengalaman kepelatihan dan prestasi yang diraihnya, julukan the Special One sepertinya cocok untuk Mou.
Akan tetapi, julukan itu seolah luntur di tengah penampilan Tottenham dan keputusan Tottenham mengakhiri kontraknya. Titel the Special One tak mendapat tempat di kubu Tottenham. Akibatnya, Mou harus menerima nasib seperti Pocchetino. Dipecat.Â
Pemecatannya ini pun seolah berjalan kebetulan dengan wacana pembentukan Liga Super Eropa. Tottenham menjadi salah satu klub Liga Inggris yang pro dengan proyek Liga Super Eropa.Â
Secara umum, proyek Liga Super Eropa ini menempatkan tim-tim yang mempunyai kemampuan mumpuni di Eropa. Namun, apabila menimbang penampilan dan posisi di Liga Inggris, Tottenham tidak pantas untuk ditempatkan dalam kompetesi Liga Super Eropa. Toh, yang terlibat di dalam Liga Super Eropa ini seharusnya tim-tim yang mempunyai kekuatan dan penampilan yang impresif di liga mereka masing-masing.Â
Andaikata Liga Super Eropa terjadi, posisi dan kondisi Tottenham di tangan Mou tidaklah cocok untuk terlibat di Liga Super Eropa. Kalau terlibat seperti kondisi saat ini, kesannya mereka terlibat karena faktor keanggotaan semata, dan bukan karena kualitas penampilan mereka sebagai tim besar Eropa.Â
Barangkali Tottenham yang menjadi salah satu tim yang pro dengan Liga Super Eropa juga memikirkan nasib mereka. Bagaimana pun, Tottenham mesti membangun timnya menjadi salah kekuatan yang disegani di Eropa dan bukannya sekadar menyetujui proyek tersebut.Â
Pemecatan Mou seolah membahasakan kalau dia tak lagi spesial di mata Tottenham. Tottenham membutuhkan sosok yang spesial agar bisa membangun timnya menjadi solid, terutama kalau Liga Super Eropa sungguh-sungguh terealisasi.Â
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H