Barangkali dari aspek nama, sejarah, dan keuangan, klub-klub ini dikatakan sebagai klub-klub super. Namun, dari sisi performa, beberapa klub terbilang anjlok di level domestik. Sebut saja, Arsenal dan Tottenham di Liga Inggris.Â
Sejauh ini, kedua klub ini tidak berada zona liga champions. Kemungkinan besar, musim depan keduanya tidak bermain di Liga Champions. Keduanya malah kalah dari Leicester City yang selalu tampil konsisten di beberapa musim terakhir. Dengan kata lain, Arsenal dan Tottenham masih kalah super daripada Leicester City yang melajut ke final piala FA pada musim ini. Â
Selain itu, beberapa klub juga tidak terlalu tampil gemilang saat bermain di Liga Champions. Barangkali kita masih ingat ketika Porto menyingkirkan Juventus di babak perdelepan final. Porto yang tidak berada di jajaran klub yang pro dengan liga super Eropa bisa menyingkirkan Juventus. Â
Dengan ini, format liga super Eropa terbilang hanya pro untuk klub-klub tertentu. Selain demi kepentingan finansial, juga demi eksistensi mereka di sebuah kompetesi.Â
Namun, kalau dilihat lebih jauh, kompetesi ini bisa menghadirkan kebosanan. Akan sangat sulit menemukan kejutan-kejutan seperti yang terjadi di Liga Champions. Memang, tingkat tensi di antara klub akan tinggi karena faktor kebesaran klub. Akan tetapi, lebih menarik kalau ada sisi kejutan yang membuat klub-klub kecil bisa bersaing ketat dengan klub-klub besar di daratan Eropa.Â
SalamÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H