Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pelajaran dari "Efek Thomas Tuchel" yang Akhiri Impian Man City

18 April 2021   07:30 Diperbarui: 18 April 2021   07:33 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thomas Tuchel merayakan kemenangan timnya, Chelsea di semifinal Piala FA (18/4/21). Sumber foto: Getty Images via Goal.com

Impian meraih empat gelar (quadruple) Manchester City musim ini berakhir di Wembley. Gol tunggal gelandang serang Chelsea, Hakim Ziyech membuyarkan mimpi Pep Guardiola dan anak-anak asuhnya sekaligus mengantarkan Chelsea ke partai final Piala FA.

Tertinggal tiga trofi yang masih dalam kejaran Man City. Trofi Liga Inggris, Piala Carrabao, dan Liga Champions. Peluang masih sangat terbuka bagi Man City untuk meraih trofi itu karena Man City sementara berada di jalur yang tepat.

Akan tetapi, kekalahan kontra Chelsea memberikan awasan serius bagi Man City. Impian empat gelar untuk semusim pupus di tangan Chelsea. Thomas Tuchel berhasil meredam ambisi pasukan Pep Guardiola yang mau menciptakan sejarah penting di Inggris pada musim ini.  

Efek Tuchel di dan dari Chelsea

Thomas Tuchel yang datang ke Chelsea menggantikan Frank Lampard yang dipecat berhasil meredam kualitas yang dimiliki oleh Pep. Man City seolah tak berdaya di hadapan taktik Thomas Tuchel.

Chelsea terlihat lebih percaya diri. Kepercayaan diri dan pergerakan di sisi pertahanan Man City menunjukkan bahwa Chelsea tidak tunduk pada kekuatan yang dimiliki oleh Man City. Gol tunggal yang dicetak oleh Ziyech sudah cukup membuyarkan impian Man City dan melanggengkan langkah Chelsea ke partai Final Piala FA.

Ini merupakan pencapaian yang patut diacungi jempol untuk Tuchel. Tuchel berhasil membangun mentalitas Chelsea yang sempat ambruk di bawah kendali Frank Lampard. Kendati minim pengalaman di Liga Inggris, Tuchel menunjukkan kinerjanya sebagai pelatih yang patut diperhitungkan di Eropa.

Pelan tapi pasti, mantan pelatih PSG ini tidak hanya berhasil beradaptasi dengan iklim kompetesi Liga Inggris, tetapi dia juga berhasil membangun mentalitas para pemainnya. Tuchel membayar kepercayaan klub. Mentalitas pemainnya dibangun. Salah satunya adalah bagaimana Tuchel kerap membelah anak asuhnya Timo Werner yang masih menemukan performa terbaiknya bersama Chelsea.

Tuchel membawa pengaruh besar untuk Chelsea. Dia tampil sebagai pelatih yang aktif mengkoordinasi para pemainnya di lapangan hijua. Umpatan dan teriakannya menjadi warna tersendiri dari pinggir lapangan.  Di tempat latihan, Tuchel tak segan-segan berteriak dan terlibat aktif bersama anak-anak asunya.  

Tuchel adalah sosok yang tidak mau pasif dan sekadar menonton anak asuhnya. Suara dan bahasa tubuhnya merupakan semangat yang memompa para pemainnya untuk bermain apik. 

Sejauh ini, posisi Chelsea sangat meyakinkan. Chelsea sudah berada di partai final Piala FA.

Kendati peluang meraih trofi Liga Inggris sudah tertutup rapat, Chelsea dekat dengan zona Liga Champions. Peringkat ke-5. Peluang masuk ke zona Liga Champions terbuka lebar karena jarak di dengan tempat ke-3 tidak terlalu jauh.

Yang lebih menggembirakan dari efek Thomas Tuchel adalah keberadaan Chelsea di semifinal Liga Champions. Nasib Chelsea di Liga Champions akan ditentukan saat bertemu di Real Madrid di semifinal.

Segala sesuatu bisa terjadi bila menimbang penampilan Chelsea kontra Man City. Peluang untuk melaju ke final Liga Champions terbuka. Bahkan peluang untuk bertemu Man City di partai final Liga Champions bisa saja terjadi andaikata Man City berhasil mengatasi PSG di semifinal.

Di balik pengandaian sederhana, yang pasti bahwa Thomas Tuchel membawa efek yang signifikan pada perkembangan permainan Chelsea. Pemilihannya sebagai pelatih menggantikan Frank Lampard bukanlah keputusan yang sia-sia. Buah dari penunjukannya makin menyata dengan keberhasilannya melaju ke partai final Piala FA.

Dengan ini, investasi besar Chelsea di awal musim dengan mendatangkan beberapa talenta muda nan mahal tidak berakhir hampa. Paling tidak, Chelsea mampu menunjukkan level terbaik seturut dengan komposisi skuad yang dimilikinya. Dengan ini pula, peluang Tuchel untuk duduk di kursi pelatih Chelsea pada musim depan semakin lebar.

Pelajaran dari Efek Tuchel untuk Man City

Kekalahan di semifinal Piala FA bisa menjadi pelajaran berharga bai Man City. Barangkali titel Liga Inggris sudah ada ditangan Man City. Kendati demikian, dua gelar tersisa tak boleh dipandang sebelah mata. Terlebih khusus Liga Champions.

Liga Champions bisa dinilai sebagai target utama Man City. Meraih titel Liga Champions bisa merupakan upaya untuk mendapatkan pengakuan dari tanah Eropa.

Man City sudah mendominasi ranah Inggris di beberapa tahun terakhir, namun tanpa meraih trofi Liga Champions, raihan itu terasa hampa. Kehampaan ini pula yang seolah membuat Man City masih dipandang rendah oleh rival sekotanya, Manchester United.

Musim ini menjadi kesempatan besar bagi Man City. Kutukan selalu kalah di perempat final berakhir musim ini. Akan tetapi, lawan Man City di partai semifinal bukanlah sembarang tim. Paris Saint Germain (PSG).

Sebagaimana Man City, PSG juga terlahir menjadi tim besar berkat kekuatan uang dari pengusaha Timur Tengah. PSG juga terlihat haus untuk mendapatkan trofi Liga Champions guna mendapat pengakuan di tanah Eropa. Karenanya, duel dua tim kaya ini akan berlangsung seru karena keduanya sama-sama berupaya untuk memperbaiki nasib di mata Eropa.

Man City boleh mempunyai impian untuk meraih trofi Liga Champions musim ini. Namun, tersingkirnya Man City di tangan Thomas Tuchel menjadi awasan serius bagi Pep Guardiola. Nasib yang sama bisa saja terjadi di semifinal kalau Pep tidak segera memperbaiki performa timnya.

Kekalahan di tangan Chelsea di Piala FA bisa menjadi pelajaran berharga untuk Man City di Liga Champions dan Piala Carrabao. Mentalitas para pemain perlu dikembalikan. Keseimbangan tim kembali ditata agar Man City tidak terjatuh seperti musim-musim sebelumnya.

Salam

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun