Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

2 Pandangan Keliru dari Konsep Anak Sulung

11 April 2021   16:34 Diperbarui: 13 April 2021   03:02 1279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya saya mengira pandangan seperti ini hanya terjadi di konteks keluarga kami dan mungkin di keluarga-keluarga lain di Indonesia. Beberapa kali saya menjumpai konsep yang sama di tengah masyarakat Filipina.

Pasalnya, pada saat saya memperkenalkan diri sebagai anak sulung, tak sedikit orang yang menyatakan pendapat bahwa anak sulung adalah tulang punggung keluarga. 

Makanya, pekerjaan yang saya geluti lebih dilihat sebagai cara untuk membantu keluarga seperti membiayai dari adik-adik saya atau pun orangtua di kampung.

Keberhasilan saya sebagai anak sulung pun dinilai sebagai keberhasilan keluarga. Tak heran, orang-orang yang saya dijumpai di Filipina kerap mengatakan kalau saya berperan sebagai anak sulung yang patut diteladani karena menjadi pribadi yang berhasil. Padahal, adik-adik saya jauh lebih berhasil daripada pencapaian saya.

Namun, ketika seorang anak sulung gagal, tak sedikit pihak yang mencemoh. Cemohan itu mengarah pada peran seorang anak sulung. Kegagalan itu dipandang sebagai ketidakmampuan untuk memainkan peran sebagai anak sulung.

Dua pandangan keliru seperti yang dinyatakan di atas bisa saja hidup dalam keluarga kita. Anak sulung sebenarnya tidak mempunyai kehebatan apa-apa. Hanya seorang anak. Anggota keluarga yang terlahir pertama di keluarga dan mempunyai adik-adik.

Selebihnya, dia adalah pribadi yang bisa saja jatuh dalam kesalahan dan menghadapi kegagalan. Jadi, status anak sulung tidak akan bisa menghindarkan hal itu. 

Daripada terperangkap dalam pandangan seperti ini, seyogianya anak sulung tetap diperlakukan sebagai anak sebagaimana anak yang lain di dalam keluarga.

Boleh jadi, anak sulung bisa belajar dari adik-adiknya. Bahkan adik-adiknya bisa menjadi panutan dan inspirasi bagi anak sulung untuk bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan ini, pandangan-pandangan keliru tentang anak sulung terhindarkan.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun