Tunduknya Barca pada Real Madrid dan PSG di Liga Champions menjadi salah bukti bahwa Ronald Koeman belum mendapatkan formula yang tepat untuk mengangkat performa para pemain. Barca masih terlihat gampang diprediksi lemah saat berhadapan tim-tim kuat.
Barca tampil cukup meyakinkan melawan tim-tim yang di atas kertas sudah unggul atas mereka. Namun, saat berhadapan dengan tim-tim yang mempunyai kekuatan sama atau pun lebih dari kekuatan Barca, Barca masih kesulitan.
Dalam laga El Clasico, Ronald Koeman gagal mengimbangi kekuatan Real Madrid yang masih dihuni oleh banyak pemain lama. Kegagalan ini bisa disebabkan oleh gagal untuk mengimbangi taktik yang dimainkan oleh Zidane. Pun, ini bisa membahasakan jika Koeman tidak mempunyai solusi lain ketika berhadapan dengan tim-tim yang mempunyai kemampuan yang sepadan dan di atas rata-rata dengan Barca.
Berbciara tentang kemampuan, Koeman mungkin mempunyai amunisi yang cukup minim dari dalam skuad. Messi tidak bisa diandalkan sendirian untuk memecah kemampuan lawan. Perlu butuh pemain yang mempunyai pengaruh besar yang bisa mengimbangi Messi.
Secara umum, Koeman berhasil mengeluarkan kemampuan terbaik dari para pemain. Para pemain muda berhasil diorbit ke skuad utama.
Kendati demikian, mantan pelatih Belanda ini masih membutuhkan muka-muka baru yang bisa memberikan warna baru di dalam Barca. Muka-muka baru itu bisa membentuk kekuatan klub agar tidak hanya kuat saat berhadapan dengan tim-tim tertentu, namun Barca juga sulit ditaklukan oleh tim-tim besar seperti Real Madrid.
Kekalahan dari Real Madrid membahasakan kalau tren positif yang dibangun Koeman masih kurang. Tren ini menjadi kuat apabila Koeman mempunyai para pemain yang bisa membaca taktik pelatih dengan baik dan memberikan warna baru untuk kekuatan tim.
Salam  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H