Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Single Mother", antara Beban Sosial dan Tuntutan Tanggung Jawab

10 April 2021   06:46 Diperbarui: 10 April 2021   23:30 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pexels.com

Selain itu, beban tanggung jawab untuk mengurus anaknya. Kendati tinggal bersama mertuanya, dia tetap bertanggung jawab penuh dalam hal finansial untuk anaknya itu. Suaminya sudah mempunyai anak dari perempuan lain. Peluang untuk mengurus anaknya itu pun begitu tipis.

Hanya karena respek dengan mertua dan juga situasi di kampung halaman yang membuatnya untuk rela menitipkan anaknya ke mertua. Juga, sulit baginya untuk membawa anaknya ke tempat kerjanya karena dia tinggal di asrama yang disiapkan oleh tempat kerja.

Cerita tentang Mita ini barangkali banyak cerita yang dihadapi oleh wanita yang berprofesi sebagai single mother. Karena situasi tertentu, mereka harus berhadapan dengan situasi rumit. Situasi sosial dan beban moral kerap menjadi bagian dari status mereka sebagai orangtua tunggal.

Gosip dan isu menjadi makanan sesama yang sulit terhindarkan. Dugaan dan tuduhan juga tidak jarang menjadi tantangan yang harus mereka hadapi.

Belum lagi, persoalan ekonomi. Tak masalah ketika saat bercerai, seseorang memiliki fondasi ekonomi yang kuat berupa pekerjaan tetap. Kalau tidak, persoalan ekonomi ini bisa memperberat beban sosial dan perasaan. Jadinya situasi semakin rumit.

Menjadi single mother tidaklah gampang. Barangkali kita gampang untuk menilai dan menduga, namun di balik situasi itu ada beban yang sementara dipikul. 

Daripada hanya fokus pada situasi yang sementara terjadi, lebih baik membangun pemahaman agar situasi yang dialami oleh single mother tidak menjadi berat.

Salah satu caranya adalah penerimaan ke dalam konteks sosial. Tidak perlu menghakimi. Sanksi sosial sudah tidak pada tempatnya. Yang dibutuhkan adalah penerimaan agar yang menjadi single mother merasa lega dengan situasi yang dialaminya.

Penerimaan di konteks sosial bisa memberikan keringanan. Beban perasaan menjadi gampang dipikul. Jadinya, dia bisa leluasa untuk membangun diri dan mendidik anak-anaknya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun