Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar dari Zhang Jing, Penerjemah Tercantik yang Lagi Viral di Medsos China

26 Maret 2021   17:39 Diperbarui: 26 Maret 2021   17:46 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zhang Jing menjadi perhatian publik negeri China saat berlangsungnya US-China Alaska Summit. Sebagai penerjemah (interpreter), Zhang Jing tampil dengan baik. Dia berhasil menjadi penerjemah dari kepala bidang kebijakan luar negeri China, Yang Jiechi.

Zhang Jing menjadi bahan perbincangan banyak pihak di balik diskusi alot antara Amerika Serikat dan China. Perhatian itu hadir karena rupa dari Jing. Banyak netizen di media sosial yang berplatform Weibo menilai bahwa Jing adalah penerjemah paling cantik di China.

Bahkan tak segan-segan, publik di media sosial menyebutnya sebagai seorang dewi penerjemah. Beberapa di antaranya pun membandingkannya dengan artis Zhao Wei.

Zhang pun langsung menjadi popular di media sosial. Terlahir di Hangzhou, Zhang mempunyai minat yang kuat untuk menguasai bahasa Inggris. Sejak usia anak-anak, Zhang sudah menekuni bahasa Inggris, terlebih khusus lewat menonton film-film kartun berbahasa Inggris.

Sejak kecil pun, Zhang Jing sudah bercita-cita menjadi diplomat. Dia dikenal sebagai seorang siswa yang bekerja keras. Kerja kerasnya itu berbuah saat dia diterima di sekolah ternama untuk bahasa asing, Hangzhou Foreign Languages School.

Kegemilangannya sudah menyata sejak di bangku sekolah. Dia pernah menerima beasiswa perjalanan ke Inggris. Sepanjang perjalanannya ini, Zhang pun menimbah pengalaman untuk mengasah dan membangun kemampuan berbahasa Inggrisnya. Tak hanya itu, Zhang juga memanfaatkan kesempatan itu sebagai momen untuk membangun pertemanan.

Minatnya pada bahasa Inggris terus berkembang. Tamat dari SMP, Zhang diterima di Chinese Foreign Affairs University. Bahasa Inggris menjadi bidang studi utama yang digelutinya di universitas.

Kemampuan berbahasa Inggris terus diasah saat belajar di universtias. Dia terlibat dalam pelbagai kompetesi debat. Bahkan dia pernah meraih gelar-gelar prestisius dari debat yang diikutinya.

Kerja kerasnya dalam mengasah minatnya dalam berbahasa Inggris berbuah manis. Kementerian luar negeri pun merekrutnya.

Di tahun 2007, Zhang adalah salah satu dari 200 penerjemah yang terlibat dalam departemen luar negeri. Sejak saat itu, Zhang pun menimbah pelbagai pengalaman dari banyak tugas kementerian luar negeri.

Jing memulai karirnya dari bawah. Sejah kecil, dia sudah membangun minatnya dalam berbahasa Inggris. Fokus pada minatnya itu adalah fondasi yang membentuknya menjadi penejermah sukses yang dikenal dan diakui publik.

Hemat saya, rupa cantiknya hanyalah faktor tambahan. Barangkali kalau Jing tidak tampil mengesankan sebagai penerjemah dalam kegiatan seperti Summit, orang pun akan mengesampingkan dirinya. Bisa saja, orang lebih mencela daripada menimbang rupa cantiknya.

Akan tetapi, penampilannya sebagai penerjemah seolah melengkapi kecantikannya. Kecantikannya semakin terpancar berkat kemampuannya sebagai penerjemah pada forum internasional.

Jing menjadi penerjemah pada pertemuan antara Amerika Serikat dan China. Tentu saja, China membutuhkan penerjamah yang cerdik agar kebijakan luar negerinya dipahami oleh Amerika Serikat, begitu pun sebaliknya.

Jing menjadi viral karena kemampuannya dan sekaligus kecantikannya. Namun, pencapaiannya itu tidak jatuh dari langit. Kemampuannya itu sudah ditempah semenjak kecil. Jing berhasil mengfokuskan diri pada minatnya semata.

Dia tahu dan kenal minatnya. Dia juga tahu bagaiman mengarahkan minatnya itu agar bisa mencapai tangga kesuksesan. Jing, yang dijuluki dewa cantik berparas dingin ini pun menjadi perhatian publik, bukan semata-mata karena rupanya, tetapi karena kepandaiannya.

Kepandaiannya bukan produk instan. Itu adalah hasil kerja keras yang telah dibangun sekian tahun. Ini pun mengajarkan kita bahwa sukses harus diraih dengan kerja keras.

Sumber: South China Morning Post, 25 Maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun