Hemat saya, rupa cantiknya hanyalah faktor tambahan. Barangkali kalau Jing tidak tampil mengesankan sebagai penerjemah dalam kegiatan seperti Summit, orang pun akan mengesampingkan dirinya. Bisa saja, orang lebih mencela daripada menimbang rupa cantiknya.
Akan tetapi, penampilannya sebagai penerjemah seolah melengkapi kecantikannya. Kecantikannya semakin terpancar berkat kemampuannya sebagai penerjemah pada forum internasional.
Jing menjadi penerjemah pada pertemuan antara Amerika Serikat dan China. Tentu saja, China membutuhkan penerjamah yang cerdik agar kebijakan luar negerinya dipahami oleh Amerika Serikat, begitu pun sebaliknya.
Jing menjadi viral karena kemampuannya dan sekaligus kecantikannya. Namun, pencapaiannya itu tidak jatuh dari langit. Kemampuannya itu sudah ditempah semenjak kecil. Jing berhasil mengfokuskan diri pada minatnya semata.
Dia tahu dan kenal minatnya. Dia juga tahu bagaiman mengarahkan minatnya itu agar bisa mencapai tangga kesuksesan. Jing, yang dijuluki dewa cantik berparas dingin ini pun menjadi perhatian publik, bukan semata-mata karena rupanya, tetapi karena kepandaiannya.
Kepandaiannya bukan produk instan. Itu adalah hasil kerja keras yang telah dibangun sekian tahun. Ini pun mengajarkan kita bahwa sukses harus diraih dengan kerja keras.
Sumber: South China Morning Post, 25 Maret 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H