Isu 3 Periode, Dugaan Amien Rais dan Ketenangan Jokowi

Amien Rais merupakan salah tokoh oposisi yang setia pada jalan politiknya selama pemerintahan Jokowi. Tak mau berbalik arah. Sudah dua periode pemerintahan Jokowi, Amien Rais tetap setia berada di barisan oposisi, kendati Prabowo dan Sandiaga Uno yang ditopangnya pada pilres 2019 lalu sudah berada di lingkaran istana. 

Walau sudah bertemu dengan Presiden Jokowi beberapa hari lalu, suara kritis Amien Rais tidak redam. Memang, pertemuan antara Amien Rais dan timnya dengan Jokowi bukan berhubungan dengan relasi politik. Akan tetapi, pertemuan itu membahas soal kematian 6 laskar FPI di tangan pihak kepolisian.

Paling tidak, pertemuan itu bisa memberikan pencerahan kepada Amien Rais yang berada di pihak oposisi mengenai intensi pertemuan itu. Terlihat tidak. Hal ini bisa mengacu pada dugaan Amien Rais pada jalan politik Jokowi.    

Kali ini, Amien Rais menyatakan dugaan pada rencana untuk melapangkan jalan Jokowi ke periode yang ke-3. Melansir berita dari CNN Indonesia.com (14/3/21), Amien Rais mengundang pertanyaan pada lembaga negara yang berhubungan dengan kemungkinan Presiden bisa terpilih di periode ketiga.

Dugaan politis Amien Rais tentu berlandas pada alasan-alasannya sendiri. Hanya Amien Rais yang tahu. 

Pada tempat pertama  dugaan ini terlahir dari pihak oposisi. Oposisi yang sudah bertahan di dua periode pemerintahan Jokowi. Tentu saja, pernyataan seperti ini mengandung pesan politik tersendiri. Jadinya, publik pun ikut berkomentar. Pihak-pihak oposisi bisa bangun dan membangun opini yang bisa mendukung Amien Rais.

PDIP yang mengusung Jokowi di dua periode pun ikut berkomentar. Hal ini disampaikan oleh Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah. Basarah menilai bahwa sudah ideal dua periode masa jabatan presiden. Hal ini sudah diatur menurut UUD 1945 (CNN Indonesia. com 14/3/21)

Pada tempat lain, pihak oposisi pantas mengkritisi langkah pemerintah apalagi jika jalan pemerintah sudah berseberangan dengan undang-undang yang sudah ditetapkan. Kritik sangat perlu untuk mengingatkan pemerintahan. Meski demikian, kritik itu pun berlandaskan pada data-data yang jelas sehingga dugaan itu tidak sekadar suara kosong. 

Di balik dugaan ini, seperti biasa Jokowi terlihat tenang-tenang saja. Tidak terlalu terusik dengan dugaan yang dilontarkan Amien Rais. Barangkali ada waktunya Jokowi memberikan pernyataan. Tunggu situasi menjadi tenang.

Ketenangan Jokowi itu bisa menandakan bahwa dugaan-dugaan yang tidak berdasar tidak perlu terlalu ditanggapi. Ketika ditanggapi, apalagi kalau tanggapannya tidak jelas dan sistematis, tanggapan itu malah menghadirkan pelbagai komentar dan kritik yang lebih panjang. Bisa-bisa, hal itu malah memojokkan Jokowi.  

Hemat saya, ketenangan ala Jokowi bisa menjadi tameng yang bisa menepis dugaan Amien Rais. Toh, terlihat kalau langkah-langkah politik menuju Piplres 2024 lebih menunjukkan nama-nama baru. Sementara itu, nama Jokowi mulai tidak diperhitungkan setelah dua periode masa kepemimpinan selesai. 

Selain itu, kalau benar dugaan Amien Rais, rencana tiga periode bisa menjadi batu sandungan bagi integritas Jokowi. Pada titik ini, publik pun bisa saja menilai kalau Jokowi juga terlihat "haus" pada kekuasaan. Namun, ketika beliau mengikuti aturan yang sudah ditetapkan, dengan ini publik pun menghargai langkah politiknya itu. 

Terlepas dari pelbagai skenario, dugaan Amien Rais bisa mempunyai alasan tertentu. Salah satunya adalah coba untuk menimbulkan diskusi politik sekaligus "mengganggu" Presiden Jokowi. Kendati demikian, Jokowi masih terlihat tenang-tenang saja menghadapi isu seperti ini. Ketenangan ini bisa menjadi tameng yang bisa meredupkan keributan politik yang disebabkan oleh dugaan politik ala Amien Rais. 

Salam