Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Keluarga Jokowi Satu Jejak dengan Keluarga Duterte

20 Februari 2021   20:42 Diperbarui: 20 Februari 2021   20:49 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Duterte adalah presiden Filipina. Dia terpilih menjadi presiden pada tahun 2016. Masa kepemimpinannya berlangsung 6 tahun.

Duterte adalah sosok yang cukup menarik. Dunia politik bukanlah asing baginya. Sebelum naik ke kursi presiden, dia menjabat sebagai walikota (mayor) di kota Davao selama beberapa tahun. Kota Davao merupakan salah satu kota terbesar yang terletak di pulau Mindanao, bagian Selatan negara Filipina.

Karir politik Presiden Duterte cukup fenomenal. Datang dari latar belakang walikota, dia berhasil mengalahkan beberapa sosok politikus yang sudah tenar di level nasional. Termasuk, beliau mampu mengalahkan mantan wakil presiden dan mantan menteri.

Kemenangannya tak lepas dari kinerja yang ditampilkannya di wilayah yang dipimpinnya. Ketegasannya menjadi buah bibir di masyarakat pada umumnya. Kesederhanaan kerap diulas oleh media-media dalam negeri.

Tak heran, dia dikenal tidak hanya di tempat asalnya, tetapi di negara Filipina pada umumnya. Popularitas ini pula yang mengantarkan beliau ke kursi Presiden.

Karir politik Presiden Duterte mengalir kepada beberapa anggota keluarganya. Tercatat bahwa anak perempuannya yang bernama Sara Duterte terpilih menjadi walikota menggantikannya. Ada pula anaknya yang duduk di kursi DPR pusat. 

Sara Duterte juga dikenal secara publik. Faktor popularitas sang ayah juga ikut mendongkrak popularitasnya sebagai seorang mayor. Puterinya ini juga bukan wajah baru di dunia politik. Sudah lama berkecimpung di dunia politik bersama sang ayah.

Beberapa waktu lalau muncul beberapa wacana yang coba menempatkan anak puteri dari Presiden Duterte sebagai salah satu calon di pemilihan presiden yang akan datang. Namun, Sara Duterte menolak wacana itu dan lebih memilih untuk fokus pada pekerjaannya.

Situasi keluarga Duterte ini seperti sejalan dengan keluarga Presiden Jokowi. Presiden Jokowi tidak sendiri dari lingkaran keluarganya yang masuk dunia politik. Gibran yang berstatuskan putera sulung terpilih menjadi walikota Solo dan Bobby Nasution yang berstatuskan anak mantu terpilih menjadi walikota Medan.

Keterpilihan putera kandung dan anak mantu ini menempatkan keluarga Jokowi sebagai salah satu keluarga politik di Indonesia. Situasi ini tak masalah asalkan niat masuk politik dilandaskan oleh untuk melayani kepentingan umum dan bukannya untuk menggolkan kepentingan keluarga dan kelompok. Pun itu bukan sebagai jalan untuk mempermanenkan nama keluarga di dunia politik.

Karir politik yang terjadi dari keluarga Jokowi seolah mengikuti jejak keluarga Duterte. Tidak hanya ayah yang duduk di salah satu posisi penting di pemerintahan, tetapi juga anggota keluarga.

Resikonya beraneka macam. Persoalan salah satu anggota keluarga bisa dikaikan dengan anggota keluarga yang lain. Begitu pula keberhasilan salah satu anggota keluarga bisa dihubungkan dengan performa anggota keluarga yang lain.

Resiko seperti ini merupakan konsekuensi menjadi figur publik. Apalagi mereka berasal dari satu lingkaran keluarga. Kaum oposisi bisa memanfaatkan kesalahan satu pihak untuk mengeritik pihak lain.

Sejauh ini, keluarga Presiden Duterte menjalankan masa kepemimpinannya dengan lancar. Kritik adalah hal biasa. Juga, kesalahan merupakan bagian dari proses kepemimpinan.

Sekiranya pula, keluarga Presiden Jokowi menjalankan arah kepemimpinan dengan baik. Termasuk siap menghadapi pelbagai resiko disoroti karena kesalahan salah satu anggota keluarga.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun