Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Anies Baswedan Unggul Telak dari Ibu Risma

15 Februari 2021   21:01 Diperbarui: 15 Februari 2021   21:04 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta menghadirkan daya tarik tersendiri di dunia politik Indonesia. Boleh dikatakan, pilkada DKI Jakarta menjadi salah satu referensi dari partai-partai politik dalam melihat kapabilitas dan keterpilihan mereka di mata publik. Bahkan Pilgub DKI Jakarta menjadi unjuk gigi dari beberapa partai besar dan berpengaruh di dunia politik tanah air. 

Pada pemilu terakhir di tahun 2017, dua partai besar bertarung. PDIP versus Gerindra. Tentu saja, bukan saja kedua partai ini, namun mereka juga ditopang oleh partai-partai pendukung lainnya. 

Kontestasi ini seolah menjadi pendahuluan dari kontestasi Pilpres antara Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto beberapa tahun setelah Pilgub DKI Jakarta. Kalau di Pilgub DKI, jagoan andalan PDIP dan partai koalisinya kalah, sementara di konteks nasional, giliran jagoan partai Gerindranya yang kalah. Hasilnya terlihat seri. 

Terlepas dari situasi pada Pilgub DKI, ada pelbagai nama yang sudah beredar di bursa calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Anies Baswedan digadang-gadang kembali maju untuk mempertahankan tempatnya di kursi gubernur DKI Jakarta. 

Ibu Risma yang menjabat Menteri Sosial dan mantan Walikota Solo juga diisukan menjadi pendatang baru dan maju mewakili PDIP di Pilgub DKI Jakarta. Lalu, nama seperti Ahok, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Sandiaga Uno menghiasi bursa calon yang masuk dalam kontestasi pilgub DKI Jakarta. 

Barangkali salah satu alasan di balik munculnya nama-nama ini karena kontesks DKI Jakarta sebagai ibukota negara. Miniatur Indonesia. 

Duduk sebagai gubernur dan wakil gubernur mempunyai poin plus untuk seorang politikus. Betapa tidak, para pemimpin akan selalu disoroti media, terlepas apa konten dari yang disoroti. Namun, untuk seorang politikus, sorotan itu bisa mendongkrak popularitas di mata publik, apalagi yang bersangkutan berhasil menciptakan hasil kerja yang baik. 

Di balik pelbagai nama yang muncul, melansir berita dari CNN Indonesia (15/2/21), Survei Median menyatakan bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mempunyai elektabilitas tertinggi dari nama-nama lain. Tak tanggung-tanggung, elektabilitasnya itu mencapai 42,5 persen. 

Tingkat keterpilihan Anies ini pun unggul dari 12 nama-nama yang diperkirakan maju sebagai calong gubernur di Pilkada DKI jakarta. Ibu Risma sendiri berada di tempat kedua dengan tingkat keterpilihan 23,5 persen. Dalam survei ini pula, mencuat nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan 5,5 persen, Ketum Partai Demokrat AHY dengan 3,5 persen, dan Ahok hanya 2 persen. 

Survei dari Median ini tidak menjadi tolok ukur satu-satunya untuk membenarkan elektibilitas di tengah masyarakat. Akan tetapi, ini bisa menjadi salah satu acuan untuk melihat peta elektibilitas dari figur-figur yang mau maju di Pilgub DKI Jakarta.

Hemat saya, survei dari Median menempatkan Anies sebagai calon kuat di Pilgub DKI. Boleh dikatakan para calon-calon lain mesti bekerja ekstra keras untuk mendongkrak popularitas mereka di hadapan Anies yang mempunyai keuntungan yang berstatuskan sebagai petahana. Dengan kata lain, tidak boleh memandang sebelah mata popularitas Anies, walaupun ada kabar menyebutkan jika Gerindra ingin memisahkan diri darinya.

Tingginya popularitas Anies tak lepas dari statusnya sebagai petahana. Andaikata Ibu Risma benar-benar maju, beliau harus berusaha keras untuk bisa mendongkrak popularitasnya di mata masyarakat. Salah satu cara untuk mendongkrak popularitasnya adalah dengan terus menampilkan cara kerja yang positif di mata masyarakat. Juga, cara kerja itu bisa menjawabi konteks kebutuhan masyarakat di DKI Jakarta.

Hasil survei yang menempatkan Anies lebih tinggi dari Risma menandakan bahwa Anies adalah sosok yang kuat untuk duduk di kursi DKI Jakarta. Ini menandakan bahwa partai-partai, termasuk ibu Risma yang maju untuk mendapatkan kursi DKI Jakarta harus berusaha keras untuk mengalahkan Anies pada kontestasi Pilgub yang akan datang. 

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun