Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan termasuk salah politikus tanah air yang mempunyai popularitas yang cukup bagus. Pelbagai pengalaman yang mengitari mantan menteri pendidikan ini ikut memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan popularitasnya. Popularitasnya pun kita meningkat ketika ditarik untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sandiago Uno.Â
Tidak tanggung-tanggung, Partai Gerindra harus menomorduakan Sandiaga Uno demi memberi tempat kepada Anies di tempat pertama. Padahal, skenario awal Sandiago Uno digadang-gadang sebagai calon nomor 1 dari Partai Gerindra.Â
Hal ini bisa saja membahasakan pengaruh Anies lebih yang lebih unggul daripada Sandiaga. Barangkali situasi sudah berbeda semenjak Sandiaga maju ke kontestasi Pilpres berpasangan dengan Prabowo Subianto. Apalagi saat ini, Sandiago duduk di kabinet. Popularitasnya pasti sudah meningkat. Â
Tak diragukan, nama Anies pun makin melambung ke tengah publik tanah air searah dengan keterpilihannya ke kursi Gubernur DKI Jakarta. Keberhasilan Anies- Sandiaga Uno mengalahkan incumbent Ahok-Djarot menjadi salah satu sebab. Pencapaian yang tidak boleh dipandang sebelah mata bila menimbang itu dari sisi popularitas seorang Ahok.Â
Berada di kursi Gubernur DKI Jakarta menjadi poin plus bagi seorang Anies. Namanya ibukota negara, pemimpin yang berada di daerah ini akan selalu menjadi sorotan media. Sorotan media bisa membantu untuk melambungkan namanya sebagai seorang pemipin, walaupun konten yang disoroti pun bermacam-macam.Â
Berkat sorotan media, Anies bisa mendapat nama dan tempat di kalangan publik. Tidak hanya di lanskap yang kecil, tetapi juga di ruang lebih luas, yakni Indonesia pada umumnya.
Hal ini saja berdampak pada peluang seorang Anies di kontestasi pemilu yang lebih luas. Misalnya, maju dalam kontestasi pilpres. Namanya sudah agak dikenal di mata masyarakat berkat penampilan di depan media.Â
Bukan rahasia lagi bahwa nama Anies kerap menjadi salah satu nama yang keluar di bursa bakal calon presiden. Padahal, kalau ditimbang-timbang, Anies tidak mempunyai kontak yang begitu erat dengan partai tertentu. Kabar politisnya pun beraneka warna. Misalnya, Anies yang akan pisah dengan Partai Gerindra pada Pilkada Jakarta mendatang. Lalu, hubungan dekat Anies dengan beberapa partai politik tertentu. Â
Terlepas dari pelbagai kabar yang beredar, sosok Anies mempunyai daya tarik tersendiri. Popularitasnya bisa dimanfaatkan oleh partai politik atau pun kandidat yang berasal dari partai politik tertentu. Hal itu sudah terbukti pada Pilkada Gubernur DKI Jakarta pada 2016 lalu. Anies berhasil menjadi sosok yang memberi kekuatan pengimbang di tengah besarnya pengaruh Ahok di DKI Jakarta.Â
Bukan tidak mungkin, situasi yang sama juga terjadi pada pilpres mendatang. Kendati beberapa pihak menilai bahwa ada upaya untuk menghalangi Anies maju di kontestasi Pilkada dan Piplres, namun hal yang sulit ditolak adalah sisi popularitas dari seorang Anies.Â
Bagaimana pun, partai politik akan lebih memilih dan mendapatkan popularitasnya. Hal itu bukan saja bertujuan untuk Anies seorang, tetapi itu juga berdampak pada perkembangan partai politik sendiri. Misalnya, Anies bisa meningkatkan popularitas pasangannya dari partai politik yang diusung. Karena itu, beberkal popularitasnya, Anies bisa lebih cenderung didekati oleh partai politik.Â
Anies merupakan salah satu sosok popular di dunia perpolitikan tanah air. Popularitasnya menjadi modal yang bisa menggaet partai politik untuk meminangnya menjadi kandidat dalam kontestasi politik tertentu. Jadi, upaya menghalangi atau keterpisahan Anies dari partai politik tertentu bisa hanya bahasa politis. Bisa saja yang terjadi adalah partai politik lebih tertarik untuk meminangnya sebagai salah satu calon untuk menambah keterpilihan dalam kontestasi.Â
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H