Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Riqui Puig, Perjuangan Anak Akademi La Masia Bertahan di Camp Nou

16 Januari 2021   09:29 Diperbarui: 16 Januari 2021   09:36 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Riqui Puig berhasil mencetak gol terakhir dalam drama adu penalti kontra Real Sociedad (14/1). Gol masuk ke sisi kanan gawang Real Sociedad. Melihat itu, para pemain Barca bersorak kegirangan. Gol itu membawa Barcelona ke final Piala Super Spanyol.

Kemenangan yang tidak gampang. Real Sociedad harus memaksa Barca bermain 120 menit. Setelah ditahan imbang hingga perpanjang waktu, Barca harus berhadapan dengan adu penalti.

Terakhir kali Barca berhadapan dengan drama adu penalti sebagai penentuan kemenangan di tahun 1997/98 dalam Piala Spanyol. Pada musim itu Puiq sendiri juga belum lahir.

Puiq menjadi algoja penendang ke-5 dalam laga kontra Real Sociedad. Kalau gagal, nafas Real Sociedad diperpanjang. Seperti tanpa tekanan, Puig berhasil mengecoh kiper Real Sociedad. Dengan demikian Barca pun berhak lolok ke partai final.

Puig sebenarnya tidak berada dalam daftar Ronald Koeman sebagai penendang penalti. Sudah ada 4 nama yang tercatat oleh Koeman. Tinggal 1 nama untuk menggenapi 5 penendang. Puig yang masuk sebagai pemain cadangan mencalonkan dirinya penendang ke-5.

Kepercayaan diri seorang pemain muda yang luar biasa. Penendang terakhir biasa menjadi penentu dan beban pun bisa lebih berat.

Selain, di masa kepelatihan Ronald Koeman, Puig sendiri belum mendapat kepercayaan penuh pada musim ini. Dia terlihat kalah tenar dengan talenta baru yang bukan berasal dari akademi La Massia, Pedri. Koeman sendiri pernah menyatakan bahwa Puig dan para pemain muda yang belum mendapat menit bermain bersama Barca bisa memilih untuk dipinjamkan atau hengkang agar mendapat menit bermain.

Namun, Puiq tolak tunduk pada keputusan dan kebijakan pelatih. Puig termasuk salah satu pemain yang diperbolehkan oleh pelatih untuk dipinjamkan ke klub lain. Rupanya, Koeman tidak terlalu terkesan dengan kemampuan Puig yang digadang menjadi salah satu gelandang masa depan Barca.

Makanya, tak sedikit orang yang mempertanyakan keputusan mantan pelatih timnas Belanda ini. Puig harusnya dibinah dan sering dimainkan agar DNA La Masia tetap terjaga di tubuh Barcelona. Bukan rahasia lagi kalau akademi klub, La Masia telah memberikan kontribusi besar bagi kesuksesan Barca pada satu dekade terakhir. 

Puig sendiri terbilang salah satu gelandang kreatif. Kemampuan dribelnya kerap membuat banyak orang kagum. Banyak orang juga yang membandingkannya dengan mantan gelandang Barca sebelumnya, Andre Iniesta dan Xavi Hernandez.

Ketegaran hati Puig atas keputusan pelatih patut diapresiasi. Mengutip Tribuna.com (15/1/21), Puig mengatakan selepas laga bahwa ketika Koeman memberikannya waktu bermain, dia berupaya untuk memanfaatkan kesempatan itu. Akan tetapi, ketika pelatih tidak memercayainya, dia tidak sekalipun membuang handuk sebagai tanda putus asa.

Pernyataan yang menunjukkan komitmen seorang pemain. Komitmen yang terbentuk lewat didikan di akademi La Masia. Puig termasuk salah satu talenta didikan La Masia masih bertahan di tim senior Barca. Pastinya, bermain dan berada di tim senior menjadi hal yang diidamkan para didikan La Masia.

Banyak didikan La Masia yang memilih untuk hengkang atau dipinjamkan ke klub karena kalah bersaing dengan para pemain yang sudah berada di tim senior. Terlebih lagi ketika klub lebih pro pada produk jadi. Jadinya, peluang anak didikan bisa tergeser.

Yang paling terakhir pergi adalah Carles Alena. Alena harus dipinjamkan ke Getafe guna mendapat menit bermain yang sulit didapatkan bersama Barca. Sebenarnya Puig diperbolehkan untuk mengikuti langkah Alena kalau mau mendapatkan menit bermain. Namun, Puig lebih memilih bertahan dan tetap bersabar pada panggilan pelatih.

Kesabaran itu bisa berbuah. Pada laga-laga terakhir Koeman mulai membidik Puig sebagai pemain pengganti. Hasilnya kian memuaskan apabila pemain muda ini apabila dia membayarnya dengan penampilan yang apik dan konsisten di lapangan hijau.

Termasuk laga kontra Real Sociedad di Piala Super Spanyol, pemain berusia 21 tahun ini sudah bermain 125 menit dengan total 7 laga. Jumlah menit bermainnya bisa saja bertambah apabila energi positif yang ditunjukkan dalam laga kontra Real Sociedad terus dipertahankan.

Puig termasuk simbol didikan La Masia yang ingin bermain bersama di tim senior Barca. Tunduk pada situasi yang diterapkan pelatih bisa menggeser para didikan untuk pergi. Namun, berupaya untuk menunjukkan kualitas sebagai pemain agar tetap bertahan di Camp Nou bisa menorehkan diri sebagai salah satu legenda klub seperti Xavi Hernandes dan Andre Iniesta.

Puig memilih bertahan di Camp Nou. Dari La Masia, Puig pastinya berharap menjadi bagian penting dari sejarah Barca. Harapan ini bisa tercapai apabila Puig berhasil meyakinkan Koeman mengapa dia tetap bertahan dan menolak untuk hengkan atau pun dipinjamkan. Harapan ini juga menunjukkan perjuangan seorang didikan klub untuk menjadi bagian dari sejarah klub. 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun