Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Cinta Ditolak Karena Lebih Memilih Tetap Jadi Teman Akrab daripada Jadi Kekasih

14 Januari 2021   19:27 Diperbarui: 14 Januari 2021   19:35 2023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: idntimes.com

Siapa yang pernah ditolak cintanya oleh teman akrab? Ataukah, siapa yang pernah menolak teman akrab menjadi kekasihnya?

Setiap orang tentu mempunyai alasan menolak dan ditolak. Barangkali salah satu alasannya adalah karena soal situasi dari sebuah relasi. Akan sangat berbeda ketika situasi berteman akrab dengan situasi menjadi kekasih.

Seorang teman laki-laki begitu kecewa. Sebut saja namanya Intong. Tak disangka ungkapan cintanya ditolak oleh teman akrabnya sendiri. Ditolak dengan cara yang begitu halus.

"Lebih baik kita tetap berteman akrab daripada jadi kekasih."

Penolakan ini bukan saja melukainya, tetapi perlahan merenggang hubungan di antara keduanya. Entah mengapa dia menjadi malu untuk berbicara dengan temannya itu.

Memang mereka terkenal akrab. Akrab karena satu tempat kerja. Kerja di mall. Hanya beda stan di mall. Namun, mereka mempunyai jurusan yang sama pulang dari tempat kerja. Terlebih lagi mereka berasal dari satu asal yang sama. Bagian utara Filipina. Mereka mempunyai bahasa yang dipahami bersama. Jadinya, mereka begitu akrab.

Keakraban ini kerap membuat banyak orang bingung. Mereka kerap mengira kalau keduanya sudah menjadi sepasang kekasih. Padahal tidak.

Perlahan, teman saya itu menaruh perasaan. Perasaan tidak sekadar teman. Keraguan kerap membuatnya sulit mengungkapkan isi perasaannya. Hingga, suatu waktu setelah dua tahun berteman baik dia berani mengungkapkan perasaannya.

Namun, ungkapan perasaannya itu ditolak. "Lebih baik tetap jadi teman akrab daripada jadi sepasang kekasih." Jawaban yang terlontar dari teman perempuannya.

Alasannya karena teman perempuannya tidak mau melukainya. Begitu pun teman perempuannya, dia tidak mau terluka karena relasi mereka sebagai sepasang kekasih.

Penolakan yang cukup halus. Itu membuatnya sedikit terpukul. Ternyata, perhatiannya selama mereka berelasi sebagai teman tidak mempan sama sekali melunturkan perasaan dari teman akrabnya itu.

Malahan teman akrabnya itu lebih melihatnya seorang teman yang berasal dari tempat yang sama dan teman di tanah rantau yang bisa saling mencurahkan isi hati tentang situasi mereka.

Dia berhasil mengolah situasi penolakan itu. Relasi sebagai teman tetap berjalan sebagai mana mestinya. Bahkan mereka kerap bercanda tentang penolakan yang pernah terjadi di antara mereka.

Teman ini pun kerap mengisahkan pengalamannya itu. Malah dia menasihati agar berhati-hati untuk mengungkapkan perasaan kepada teman akrab. Rasa sakit akibat penolakan lebih tajam daripada ditolak oleh orang lain.

Penolakan seperti itu kerap kali terjadi dalam sebuah relasi. Bahkan relasi teman akrab.

Perhatian salah satu pihak kerap kali dipahami secara salah. Alih-alih perhatian itu merupakan bentuk keterbukaan hati untuk menerima seseorang, malah perhatian itu hanya sekadar tanggapan balik atas perhatian yang dilimpahkan.

Memang sangat sulit untuk medeteksi disposisi hati seseorang. Juga, tak jarang terjadi ketika seseorang harus jatuh cinta kepada teman akrab. Namun, realitas kadang terjadi ketika ungkapan cinta itu malah tidak diterima sebagaimana yang diharapkan.

Tak jarang juga terjadi ketika sepasang teman akrab berubah menjadi kekasih. Berjalan aman terkendali.

Namun, ada yang lebih memilih menjadi teman akrab daripada menjadi kekasih. Barangkali hal yang paling mendasar adalah soal perasaan. Tidak mau melukai teman akrab, ataupun lebih nyaman ketika menjadi teman akrab daripada kekasih.

Menjadi kekasih barangkali penuh resiko. Ada perasaan tertentu yang tidak ada sewaktu masih berteman.

Kecemburuan adalah salah satu hal yang menghiasi sebuah relasi. Sebaliknya, jika menjadi teman akrab semata, situasi batin bisa dibagikan dengan bebas. Tidak tanggung-tanggung untuk menunjukkan situasi yang sementara terjadi.

Yang paling penting adalah siap mengolah perasaan ketika ditolak. Penolakan bukanlah akhir. Pun, penolakan bukan hal yang mengakhiri persahabatan. Persahabatan tetap berjalan dan berupaya melupakan penolakan tersebut.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun