Namun, ketika penetapan ini bernuansa untuk menyenangkan lawan politik semata. Beri kursi kekuasaan agar lawan politik merasa senang.Â
Menyenangkan lawan politik bisa bernuansa banyak hal. Itu bisa membahasakan cara seorang pemimpin untuk menutup keran suara-suara kritis. Dengan menarik lawan politik ke dalam lingkaran pemerintahan, ruang untuk berbicara kritis pun seolah tersumbat. Pendeknya, sangat tidak etis untuk mengritisi pemerintahan selagi masih berada di dalam ruang pemerintah itu sendiri.
Persoalan menjadi rumit ketika pemberian jabatan itu tanpa pertimbangan kredibilitas dan kualitas. Ujung-ujungnya, bukan menjawabi persoalan yang terjadi di pos yang ditempati, malah hal itu bisa menimbulkan persoalan baru. Atau juga, persoalan-persoalan yang sementara terjadi tidak memperoleh solusi yang tepat sasar.
Jokowi mengambil langkah politis yang cukup menarik. Harapannya, pemilihan Sandiaga Uno berlatar pada faktor kualitas dan kredibilitas untuk duduk di kursi menteri dan bukannya bermotifkan untuk memberikan rasa senang kepada lawan politik.