Hal yang sama juga bisa terjadi pada suami. Suami berutang tanpa sepengetahun istri. Istri menjadi tahu ketika sesuatu terjadi. Misalnya, penagih utang datang ke rumah dan menyita aset rumah. Atau pun, suami ditahan karena nilai utang yang besar dan tidak dibayar.
Fenomena seperti ini bisa terjadi ketika kedua pasangan tidak bergerak dan berpikir bersama soal anggaran rumah tangga. Tiap pribadi cenderung untuk mengatur anggaran sendiri. Susahnya ketika salah satu pihak tidak bekerja.Â
Situasi seperti ini bisa membuat yang lain menderita sementara yang satunya merasa nyaman. Toh, dia tidak terbebani karena dia tahu dengan baik situasi keuangan. Akan tetapi, yang kerap berharap uluran tangan dari pemilih gaji, akan berpikir seribu kali lipat untuk memenuhi anggaran yang kurang. Jalan satu-satunya yakni lewat berutang walaupun itu bisa menimbulkan persoalan baru.
Sejatinya, persatuan suami dan istri tidak hanya dalam batasan kata-kata. Persatuan itu juga nampak dalam pengaturan anggaran rumah tangga. Gaji seorang suami atau pun istri menjadi kepunyaan bersama. Suami berhak tahu gaji istri, begitu pun sebaliknya. Juga, anggaran itu diatur agar setiap pihak merasa puas dan bersama-sama merasa kesulitan ketika anggaran begitu kurang.
Gobin Dd Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H