Namanya Katarina. Saya memanggilnya dengan sebutan Tanta. Aunty Katarina. Bulan Oktober lalu, dia merayakan ulang tahunnya yang ke-76.
Kebetulan Aunty Katarina mengundang saya untuk menghadiri acara ulang tahunnya itu. Aunty Katarina terbilang terberkati.
Hari ulang tahunnya dirayakan cukup meriah. Anak-anaknya yang bekerja di luar negeri memberikan kejutan. Cucu-cucunya mempersiapkan tempat perayaan menjadi menarik. Teman-teman yang tergabung dalam kelompok gereja juga ikut datang menyemarakkan perayaan ulang tahunnya hari itu.
Aunty Katarina termasuk salah seorang yang aktif di salah satu komunitas Gereja Katolik. Dia menempati salah satu pos pemimpin organisasi di dalam Gereja. Apostolada ti Kararag, demikian nama grup yang dikomandai oleh Aunty Katarina. Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, artinya "para rasul yang berdoa".
Umumnya, yang menempati pos itu adalah para wanita yang berusia di atas 50-an. Seturut namanya, tugas anggotanya adalah berdoa. Mereka berdoa sebagai sebuah kelompok, baik itu di gereja, maupun di rumah umat.
Kalau ada anggota gereja yang meninggal, mereka datang sebagai satu kelompok, dan berdoa bersama di rumah anggota gereja itu. Juga, solidaritas di antara anggota tinggi. Saat salah satu anggota tertimpah musibah atau meninggal dunia, setiap anggota patut berkontribusi.
Aunty Katarina menjadi pemimpin grup di desanya. Dia termasuk sosok yang aktif. Setiap ada kegiatan dan kejadian yang membutuhkan keterlibatan grupnya, dia berupaya untuk menunjukkan diri dan menggerakan anggota grup untuk terlibat.
Jarak rumahnya dengan gereja terbilang jauh. Lebih dari 200 meter dan harus menyeberangi sungai. Beruntung, sungai ini hanyalah musiman. Kalau levelnya pada musim hujan sudah tinggi, Aunty Katarina tidak bisa tidak bisa ke gereja lagi.
Aunty Katarina termasuk wanita yang soleh. Sangat rajin berdoa. Tidak alpa mengikuti pelbagai kegiatan keagamaan di gereja. Kalau beliau absen, orang akan menanyakan keberadaannya.
Saya kian terkejut ketika dia mempunyai devosi kepada salah satu orang kudus yang diakui oleh Gereja Katolik. Santa Maria Magdalena. Pertama kalinya saya mendengar seseorang yang mempunyai devosi khusus untuk Santa Maria Magdalena.
Lantas, saya bertanya kepada salah satu rekan yang juga terlibat aktif di gereja. Menurutnya, penghormatannya pada Santa Maria Magdalena berhubungan dengan masa lalunya. Tentang hidupnya.
Bahkan teman ini mengatakan jika Aunty Katarina mempunyai 3 orang suami. Itu pun mereka yang diketahui oleh publik.
Bagi umat Kristen Katolik, Santa Maria Magdalena merupakan salah satu tokoh Kitab Suci. Di dalam Kitab Suci, Santa Maria Magdalena dikisahkan sebagai seorang perempuan berdosa yang bertobat menjadi orang baik.
Akan tetapi, tak sedikit orang juga melihat bahwa Santa Maria Magdalena merupakan pelacur yang bertobat. Entah siapa yang memulai pikiran ini.
Pasalnya, kitab Suci tidak menyatakan secara terang-terangan menyatakan bahwa Santa Maria Magdalena adalah seorang pelacur. Hanya disebutkan bahwa dia adalah seorang perempuan berdosa dan bertobat serta mengikuti jalan hidup Tuhan.
Barangkali Aunty Katarina juga mempunyai pandangan yang hampir serupa. Dirinya seperti Santa Maria Magdalena. Seorang lonte yang bertobat. Lebih tepatnya, seorang perempuan berdosa yang bertobat dan menjadi orang baik.
Tak heran, dia mempunyai kedekatan dengan orang kudus ini. Bahkan, dia memiliki patung yang mewakili keberadaan orang kudus ini. Pada saat ada pesta gereja, patungnya ikut dipajang di gereja. Karena ini, banyak orang mengaitkan hidup aunty Katarina dengan kehidupan Santa Maria Magdalena.
Saat ini, dia tinggal dengan salah seorang suaminya. Suaminya mengalami kebutaan karena faktor usia. Raganya terlihat rapuh bila dibandingkan dengan Aunty Katarina yang masih kuat berjalan menempuh jarak ratusan meter.
Menariknya, anak-anaknya yang berasal dari suami-suami yang berbeda bersatu sebagai keluarga. Kendati berbeda ayah, mereka tetap mengakui Aunty Katarina sebagai seorang ibu.
Ibu yang merupakan rahim bagi mereka. Seorang ibu yang penuh luka masa silam, tetapi tidak lekang dengan kasih sayang kepada anak-anaknya. Perayaan ulang tahunnya hari itu merupakan buah kasihnya kepada anak-anaknya.
Dulunya, dia adalah seorang lonte yang tidak peduli pada agama dan bahkan mengolok-olok agama, dan sekarang berubah menjadi salah seorang yang begitu soleh. Perubahan drastis. Betapa tidak, Aunty Katarina termasuk salah seorang sosok yang menentang pelbagai kegiatan keagamaan. Namun, saat ini, dia termasuk orang yang sangat suportif mendukung kegiatan gereja.
Kesolehannya tidak hanya berhenti pada perubahan tingkah laku. Dia juga menjadi salah seorang yang sangat dermawan. Setiap ada kematian di desanya, dia sering membiayai urusan upacara pemakaman di gereja.
Aunty Katarina mempunyai masa lalu yang kelam. Namun, masa lalu itu tidak mengontrolnya untuk menjadi seorang pribadi yang bermartabat. Dia berani keluar dari masa lalunya. Dia berani untuk berubah menjadi seorang pribadi yang berharga di mata sesama.
Kebaikannya saat ini seolah melupakan masa lalunya. Pastinya, tidak sedikit orang yang tahu tentang cerita kelamnya. Akan tetapi, cerita-cerita itu sepertinya terhapus oleh kesolehannya sebagai penganut agama dan seorang pribadi yang dermawan kepada orang-orang di sekitarnya.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H