Mikel Arteta terlihat mengambil solusi tepat dalam mengatasi kekurangan timnya musim lalu. Gelandang bertahan yang kuat saat bertahan dan mempunyai visi jelas ke depan menjadi salah satu kebutuhan Arsenal.
Pilihan jatuh kepada kepada pemain berusia 28 tahun, Thomas Partey. Pilihan yang sangat mengejutkan.
Thomas Partey direkrut di menit-menit sebelum masa transfer berakhir. Begitu pun Atletico Madrid yang seolah mati gaya saat mengetahui salah satu pilar penting mereka harus pindah ke Arsenal. Atletico seolah tidak siap tameng yang tepat dalam mengatasi tembakan "The Gunners."
Fans semakin terkejut dengan kegemilangan Partey sejauh ini. Penampilan Partey berhasil mencuri perhatian fans. Bisa dikatakan Partey termasuk salah satu transfer berhasil di Liga Inggris musim ini.
Kekuatan dan visinya memberikan nilai plus di lini tengah Arsenal. Bahkan, Arsenal terlihat nyaman semenjak kehadiran Partey.
Tak sedikit pun yang memuji penampilan pemain timnas Ghana ini. Rekan setimnya di Arsenal, Aubemeyang ikut terpukau dengan peran dan pengaruh partey di Arsenal.
Sebagai salah satu pilar di lini tengah, Partey berhasil menghubungkan lini belakang dan lini depan. Kerja sama di lini tengah juga berjalan apik. Daya juangnya pun dalam membantu dalam menutup wilayah pertahanan dari serangan lawan.
Penampilan Partey ini menghadirkan sanjungan dari legenda MU selepas laga antara Arsenal dan MU dalam kompetesi Liga Inggris. Roy Keane menilai bahwa Partey bisa mengikuti jejak mantan lawan mainnya di Arsenal, Patrick Viera.
Patrick Viera merupakan salah satu gelandang bertahan di era Arsene Wenger. Viera menjadi salah satu punggawa yang memberikan pengaruh besar dalam dominasi Arsenal semasa dilatih Wenger. Daya juang, kekuatan, dan visi seorang Viera memberikan aspek positif bagi Arsenal saat itu.
Keane pun melihat dominasi dan pengaruh Partey di line tengah Arsenal. Berkat penampilannya itu, melansir berita dari Goal.com (2/11), Roy Keane mengatakan kepada Sky Sports bahwa semakin sering dia melihat Partey, semakin dia berharap agar Partey seperti gelandang MU.
Perkataan Keane ini bisa saja sebuah bentuk sinis atas penampilan para gelandang MU. Bukan rahasia lagi, jika MU juga sangat berharap agar salah satu gelandang mereka, Paul Pogba bisa tampil seperti Partey.
Paul Pogba masih berstatus sebagai salah satu pemain mahal Manchester United. Harapannya, Pogba yang tampil gemilang bersama Juventus bisa mengulang kegemilangannya itu di MU. Akan tetapi, performa Poga tidak konsisten.
Salah satu mantan tangan kanan Sir Alex Ferguson, Rene Meulensteen ikut menilai ketidakstabilan penampilan Pogba di lapangan hijau. Menurutnya, Pogba tidak terlalu bekerja keras di lapangan tengah MU. Cenderung tampila lambat. Juga, tingkat kewaspadaannya pada lawan begitu minim (Goal.com 2/11).
Dalam laga antara Arsenal kontra MU (1/11), Partey menjadi salah satu bintang laga. Partey tampil mendominasi di lini tengah Arsenal.
Sementara itu, Pogba kurang tampil mengesankan. Bahkan gara-gara pelanggaran yang dilakukannya di daerah penalti, Arsenal berhasil mendapatkan hadiah penalti. Penalti ini berhasil membawa poin penuh bagi Arsenal.
Dalam laga ini, Pogba ditempatkan di posisi kiri. Posisi ideal dari pemain timnas Perancis ini. Namun, Pogba gagal memberikan pengaruh bagi permainan MU. Kalah gemilang dari Partey.
Partey berhasil menunjukkan performa, di mana Arsenal tidak salah "mencurinya" dari Atletico Madrid. Secara umum, Partey berhasil mencuri perhatian dalam laga kontra MU. Dia tampil tenang, memegang bola dengan penuh kontrol dan menunjukkan visi dan kesadaran yang besar di lapangan tengah Arsenal.
MU pun berharap agar gelandang mereka memberikan pengaruh seperti yang ditampilkan Partey. Pogba diharapakan untuk memberikan pengaruh besar di lini tengah MU. Akan tetapi, Pogba malah belum terlalu menghadirkan dampak yang serius. Cenderung tampil tidak konsisten.
Malahan, Bruno Fernandes yang baru datang di bulan Januari terlihat lebih berpengaruh dari Pogba. Namun, Fernandes lebih cenderung sebagai gelandang serang yang agak lemah dalam sisi bertahan. Maka dari itu, MU sangat membutuhkan seorang Pogba yang mempunyai visi ke depan dan sekaligus sisi bertahan yang cukup disiplin.
Kalau tidak, Pogba bisa mendapat konsekuensi yang serius apabila tidak menunjukkan kualitas yang bisa memberikan pengaruh di lini tengah MU.
Salah satu konsekuensinya adalah rela dilepas ke klub lain. Apalagi Real Madrid dikabarkan tertarik untuk mendapatkan servis dari mantan pemain Juventus ini. Toh, pindah ke Real Madrid bukanlah sebuah kekecewaan, malah keistimewaan. Akan tetapi, tuntutan tetap sama. Tuntutan untuk tampil konsisten di lapangan hijau. Â
Situasi bisa berubah andaikata Pogba bisa memberikan kontribusi sebagaimana yang ditunjukkan oleh Partey. Dengan ini, kegalauan MU bisa berujung pada niat untuk selalu mengamankannya sebagai aset yang tidak boleh diganggu gugat. Jika tidak, kegalauan MU lebih cenderung apatis dan membiarkannya pergi begitu saja.
Salam Kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H