Gara-gara uang, temannya ini mengukur relasi pada kepentingan tertentu. Jadinya, dia dipandang rendah oleh temannya itu sendiri.
Pasalnya, dia beberapa kali mengingatkan temannya itu untuk berhenti dari kebiasaannya itu. Terlebih lagi, dia mempunyai anak perempuan. Juga, relasi itu bisa menimbulkan persoalan untuknya di dalam kehidupan sosial.
Akan tetapi, kelakukannya yang tidak bisa mengatur keuangan dengan baik menyulitkannya untuk keluar dari kebiasaan buruknya itu. Setiap relasi yang dijalani dengan seorang laki-laki kerap bermuara pada satu kepentingan, yakni uang.
Memang, relasi yang berlatar belakang kepentingan tertentu, seperti harta atau uang kerap kali memenjarakan hati dan perasaan. Kalau ada uang, relasi dijalani. Akan tetapi, saat uang sudah habis, relasi bisa diakhiri. Dengan ini, ikatan yang terbangun lewat pernikahan, bisa saja berakhir bersama dengan ketiadaan uang.
Maka dari itu, kita perlu berwaspada pada setiap relasi yang terbangun. Kita perlu memilah mana relasi yang murni ketulusan dan mana yang lekat dengan kepentingan. Selain itu, kita perlu membebaskan diri dari relasi demi kepentingan. Karena ini bisa merendahkan martabat kita sendiri sebagai pribadi.
Dengan kata lain, apa pun relasinya baik sebagai sepasangan kekasih, suami-istri maupun teman, semuanya itu dijalani bebas kepentingan, tetapi disertai dengan ketulusan hati di antara setiap pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H