Jokowi dan Ahok adalah mantan tandem di ibukota DKI Jakarta. Jokowi adalah gubernur dan Ahok wakilnya.
Selepas Jokowi naik ke panggung pilpres, Ahok otomatis menggantikannya di kursi gubernur DKI. Meski terpisah, kedua sosok ini selalu dinilai sebagai teman dekat yang sulit terpisahkan.
Ketika terjadi pembentukan kabinet di awal periode ke-2, tidak sedikit pihak yang berspekulasi tentang kehadiran Ahok. Bukannya mendapat tempat di kabinet sebagai menteri, Ahok malah ditunjuk sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Karena ini, ada yang menilai bahwa kehadiran Ahok di tubuh Pertamina sebagai komisaris tidak lepas dari campur tangan Jokowi. Barangkali Jokowi dan Erick Tohir menganggap kapasitas Ahok untuk membenahi perusahan plat merah ini. Â
Sebagaimana seorang Ahok sewaktu menjadi gubernur DKI Jakarta, kiprahnya di pemerintahan memantik perhatian mempunyai banyak pihak. Salah satunya adalah sikapnya yang blak-blakan dalam menanggapi ketimpangan yang di organisasi yang dipimpinnya.
Tidak menunggu lama, sosok Ahok yang dikenal publik pun menunjukkan diri. Video di sebuah YouTube menjadi perbincangan publik.
Dalam video itu, Ahok seolah membuka aib di Pertamina, mengritisi kelakuan pejabat Pertamina, dan sekaligus memberikan solusi pada persoalan yang terjadi.
Sontak saja, hal ini mengundang reaksi dari pelbagai pihak. Banyak yang mengritisi apa yang dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Kalau dicerna, sebenarnya intensi dan substansi dari seorang Ahok adalah demi kepentingan Pertamina itu sendiri. Akan tetapi, untuk konteks sebuah organisasi, cara komunikasinya barangkali terbilang tidak tepat.
Bagaimana pun, Ahok perlu berkonsultasi kepada pihak lain, semisal, Menteri BUMN, Erick Tohir yang sekaligus atasannya sebelum menyampaikan situasi yang terjadi di institusinya kepada publik. Karena video ini, ada pun yang menyerukan untuk mencopot Ahok dari Pertamina.
Melansir berita dari CNN Indonesia. com (17/9/20), beberapa anggota DPR dari Komisi VI mengeritik apa yang disampaikan oleh Ahok. Bahkan seorang anggota DPR dari komisi VI, Andre Herman Khaeron menyampaikan usulan agar Jokowi dan Erick Tohir mencopot Ahok dari jabatannya sebagai Komisaris utama Pertamina.